Selasa 19 Apr 2022 13:15 WIB

Banjir di Kabupaten Bandung Putus Jalan Utama di Dayeuhkolot

Banjir akibat intensitas hujan tinggi yang menyebabkan debit air Citarum meluap.

Ambulans melintasi genangan air saat banjir menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (19/4/2022). Banjir akibat intensitas curah hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Citarum tersebut menyebabkan sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga 170 sentimeter. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ambulans melintasi genangan air saat banjir menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (19/4/2022). Banjir akibat intensitas curah hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Citarum tersebut menyebabkan sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga 170 sentimeter. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir yang menggenangi kawasan Bandung Selatan, tepatnya di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Dampaknya, banjir memutus akses jalan raya utama yang merupakan akses masyarakat.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, intensitas hujan di kawasan Bandung Raya cukup tinggi sejak 15 April 2022. Sehingga, hujan itu menyebabkan debit air Sungai Citarum meluap ke permukiman warga.

"Ada empat kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Bandung," katanya.

Adapun di Jalan Raya Dayeuhkolot, tepatnya setelah jembatan Sungai Citarum, banjir tampak menggenang jalan setinggi lutut orang dewasa. Dari titik awal setelah jembatan, banjir itu menggenangi hingga depan Masjid Raya Dayeuhkolot, atau sekitar 100 meter.

Warga setempat di kawasan tersebut memperingatkan para pengendara jika banjir di titik tersebut cukup dalam dan rawan jika dilalui kendaraan. Namun, tampak hanya kendaraan mobil jenis tertentu dan truk yang bisa melintasi banjir tersebut. 

Sedangkan sepeda motor tak mampu melalui jalur tersebut dan memilih mencari jalur alternatif lain. Sedangkan masyarakat lainnya ada yang memaksakan diri berjalan kaki untuk melintas banjir tersebut. Selain itu, ada juga warga yang menggunakan delman untuk melewati genangan air.

Akibat dari banjir tersebut, Jalan Terusan Bojongsoang yang menjadi jalur alternatif menuju arah Baleendah atau Banjaran mengalami kemacetan yang panjang. Sejauh ini, kata dia, tim BPBD masih melakukan asesmen terkait peristiwa banjir tersebut. Pihaknya pun telah mengungsikan sejumlah warga yang terdampak banjir tersebut.

"BPBD Jawa Barat juga masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung," ucap Hadi Rahmat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement