REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Infeksi omicron rupanya menimbulkan respons imun yang terbatas. Orang yang tidak divaksinasi dan terinfeksi varian omicron tidak mungkin mengembangkan respons kekebalan yang akan melindungi mereka dari varian lain virus corona, demikian sebuah studi baru menunjukkan.
Tidak seperti antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 atau infeksi dengan varian SARS-CoV-2 sebelumnya, antibodi yang dilahirkan oleh varian Omicron BA.1 dan BA.2 tidak menetralkan versi virus lainnya. Para peneliti menemukan hal tersebut ketika mereka menganalisis sampel darah yang diperoleh setelah infeksi omicron.
Orang dengan infeksi "terobosan" (breakthrough infection) omicron setelah mendapatkan tiga dosis vaksin mRNA, yang dirancang untuk menetralkan versi virus sebelumnya, memiliki antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap dua varian omicron. Meskipun begitu, efisiensinya lebih rendah daripada versi SARS-CoV-2 sebelumnya, menurut ke laporan yang ditinjau sejawat periset di Nature Portfolio dan dan diunggah pada Research Square.
"Tapi di antara mereka yang sistem kekebalannya belum siap untuk mengenali virus melalui vaksinasi atau infeksi alami, antibodi setelah infeksi omicron sangat spesifik untuk varian omicron masing-masing dan kami mendeteksi hampir tidak ada antibodi penawar yang menargetkan jenis virus non omicron," kata Karin Stiasny dan Judity Aberle dari Medical University of Vienna, Austria dalam surel bersama.
Antibodi yang dilahirkan dari infeksi BA.2 alias "son of omicron" tampaknya sangat tidak mungkin bertahan melawan varian lain, menurut Stiasny dan Aberle. Studi ini menekankan pentingnya vaksinasi booster untuk perlindungan kekebalan.