Rabu 11 Aug 2010 06:37 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh 11 Agustus

Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, memutuskan bahwa 1 Ramadhan 1431 H jatuh Hari Rabu 11 Agustus 2010 M. Dengan demikian, berdasar keputusan sidang istbat Kementerian Agama, mulai besok umat Islam di seluruh Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa.

Kepastian soal awal ramadhan ini disampaikan oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali, usai sidang Itsbat yang berlangsung di Jakarta, petang ini. "Hasil menunjukkan bahwa hilal sudah di atas ufuk dan sudah bisa dirukyat," ujar dia. Suryadharma mengungkapkan bahwa pihaknya juga secara resmi menyelanggarakan rukyat di 10 titik dengan merangkul instansi-instansi terkait.

"Setelah mencermati berbagai laporan, serta mencermati pertimbangan dan pandangan para ormas Islam dan ulama, maka kami berkesimpulan, kita semua sepakat, besok atau tanggal 11 Agustus 2010 adalah tanggal 1 Ramadhan 1431 H," kata Suryadharma menjelaskan.

Sebelum mengumumkan soal jatuhnya 1 Ramadhan, Menteri Agama terlebih dulu mendengarkan laporan dari Ketua Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Republik Indonesia, H Rohadi Abdul Fatah. Dia mengungkapkan bahwa beberapa dasar penghitungan hisab menunjukkan bahwa ijtima' menjelang Ramadhan jatuh Selasa 10 Agustus 2010 atau bertepatan 29 Sya'ban, sekitar pukul 10.09 WIB.

Sedangkan tinggi hilal saat matahari terbenam, kata dia, memiliki ketinggian antara 1 derajat 14 menit hingga 2 derajat 32 menit. Rohadi juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan  terlihatnya hilal di empat titik. Kata dia, hilal terlihat di Probolinggo, Gresik, Cilincing, dan Bengkulu. Menurut Rohadi, mereka yang melihat hilal itu sudah disahkan kesaksiannya oleh Pengadilan Agama setempat.

Di tengah pengumuman awal Ramadhan usai sidang itsbat, Suryadharma sempat menerima pertanyaan dari beberapa pihak. Salah satu penanya yang juga peneliti Lapan, Thomas Djamaluddin mengingatkan pemerintah untuk menetapkan kriteria soal terlihatnya hilal. Dengan demikian perbedaan penetapan awal bulan penanggalan hijriyah bisa diselesaikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement