REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Fenomena membludaknya jama'ah shalat tarawih di beberapa masjid sering terjadi di awal atau akhir Ramadhan saja. Memasuki pertengahan Ramadhan, jama'ah pun berkurang. Begitu pun yang terjadi di Masjid Istiqlal.
Oleh karena itu, ta'mir Masjid Istiqlal, Adnan Harahap, berharap agar jamaah tarawih semakin hari kian bertambah, bukan berkurang. "Biasanya, jama'ahnya banyak hanya di awal saja. Makin lama, jama'ah berkurang," ucap Adnan di sela-sela sambutannya usai shalat tharawih, 10 Agustus.
Berbeda dengan di Mekkah dan Madinah, lanjut Adnan, memasuki pertengahan dan akhir ramadhan, jamaah justru banyak. Namun, entah mengapa di Indonesia justru sebaliknya.
Berdasarkan pantauan, sebelum adzan maghrib berkumandang, ibu-ibu, bapak, anak-anak, hingga lelaki paruh baya berbondong-bondong datang ke Masjid Istiqlal. Menjelang isya, jamaah kian banyak hingga shaf paling belakang. Adnan pun mengakui, jamaah tarawih terbanyak sepanjang ramadhan justru kaum ibu. "Saya salut karena jama'ah tarawih terbanyak justru ibu-ibu. Penuh sampai belakang." tuturnya.
Selain jamaah yang mulai banyak berdatangan, para wartawan pun memenuhi lantai dua dan beraksi untuk mengabadikan momen tersebut. Adnan menyatakan menghargai pekerjaan wartawan untuk mengambil gambar saat jamaah shalat. Namun ia menghimbau agar kegiatan itu tidak mengganggu kekhusyu'an jamaah. "Silahkan saja. Tapi jangan lagi mau sujud difoto. Nanti sujudnya jadi susah," ujarnya.
Adnan pun mengungkapkan, shalat tarawih ini akan dilaksanakan dua gelombang, dengan imam dan bilal yang berbeda. "Gelombang pertama delapan rakaat dan yang kedua dua puluh rakaat." jelasnya.
Adnan pun berharap agar ramadhan kali ini lebih khusyu hingga mencapai tujuan la'allakum tattaqun. " Semoga kita mencapai tattaquun. Orang yang bertaqwa." harapnya.