REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Aneka hidangan yang disediakan untuk berbuka dan sahur diperkirakan tidak hanya meningkatkan konsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan, tapi juga menyebabkan volume sampah di Ibu Kota meningkat signifikan. Diperkirakan, volume sampah di DKI Jakarta bertambah hingga 10 persen atau sekitar 650 ton dari normalnya 6.500 ton setiap harinya.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Baruna, mengatakan, kenaikan volume sampah diperkirakan tetap bertahan hingga pertengahan Ramadhan. "Setelah itu, biasanya banyak warga Ibu Kota yang mudik sehingga volume sampah kembali normal dan malah berkurang," kata Eko, Kamis (12/8).
Meski volume sampah meningkat, Dinas Kebersihan DKI tidak melakukan penambahan jumlah petugas kebersihan dan armada truk sampah. Sehingga, banyak sampah yang tidak terangkut menjadi pemandangan yang tidak sedap, terutama di sejumlah badan jalan di dalam komplek pemukiman.
Menurut Eko, masih banyak sampah yang tidak terangkut bukan unsur kesengajaan, melainkan karena masyarakat membuang sampah di luar shift pengangkutan sampah. Dia menjelaskan, petugas pengangkut sampah terbagi dalam dua shift, yakni shift malam sekitar pukul 21.00-22.00 WIB dan shift pagi sekitar pukul 04.00-05.00 WIB. "Jika pembuangan sampah tidak teratur jadwalnya, otomatis sampah tidak dapat terangkut secara keseluruhan oleh petugas di lapangan," kilahnya.
Karena itu, Eko meminta masyarakat menunda membuang sampah jika sudah melebihi jadwal pengangkutan untuk shift pagi dan sebelum jadwal pengangkutan. "Sebab sangat sulit truk pengangkut sampah bergerak dan mengambil sampah pada jam-jam sibuk, yang justru dapat menimbulkan kemacetan," kata Eko.
Kendala lain, jumlah petugas kebersihan yang memang terbatas. Saat ini, petugas kebersihan di DKI berjumlah 1.700 orang dengan jumlah armada pengangkut sebanyak 1.200 kendaraan. Jika dibandingkan jumlah penduduk DKI, sebanyak 9,6 juta orang, tentunya jumlah personil kebersihan yang ada tidak sebanding. "Sehingga peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan membuangnya tepat pada waktunya," ujar Eko.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Sandy, meminta Dinas Kebersihan DKI lebih proaktif dalam memberdayakan masyarakat agar lebih peduli dengan sampah. Antara lain, dengan memberikan pemahaman tentang sampah kepada warga sampai ke tingkat RT dan RW.
Selain itu, Dinas Kebersihan juga harus lebih gencar lagi dalam mensosialisasikan shift pengangkutan sampah. "Momen Ramadhan justru saat yang tepat untuk melakukan sosialisasi, dengan langsung terjun ke masyarakat dan memberikan pemahaman serta pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam mengolahan sampah," kata Sandy.