REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen dan Terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Stanislaus Riyanta mengatakan temuan Densus 88 Polri tentang jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) yang berupaya menggulingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelum Pemilu 2024 itu memang terjadi. Menurutnya ancaman NII itu nyata.
"Konsep organisasi NII adalah konsep negara, mereka memang ingin mendirikan negara dan tentu melawan negara. Jadi, temuan densus tersebut saya yakin memang terjadi," katanya saat dihubungi Republika.co.id, pada Rabu (20/4).
Ia berpendapat temuan gerakan NII tidak ada hubungannya dengan penundaan Pemilu. Karena ancaman itu memang nyata. "Tidak ada hubungannya ya dengan penundaan pemilu, ancaman NII itu nyata," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menegaskan, Sumatera Barat (Sumbar) adalah wilayah basis kelompok terorisme lokal Negara Islam Indonesia (NII). Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Densus 88, Komisaris Besar (Kombes) Aswin Siregar mengungkapkan, dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh satuan khusus antiteror Polri tersebut, tercatat ada sekitar 1.125 anggota NII yang tersebar di berbagai wilayah tersebut.