Ia mulai mengunjungi masjid-masjid di Buenos Aires, belajar bahasa Arab dan mengajukan pertanyaan kepada para imam tentang Islam. Segera, dia menjadi rutin ke masjid tiga hari seminggu, di mana Muslim mengajarinya tentang sholat dan zakat, sedekah dan rukun Islam.
“Zakat adalah jawaban atas pertanyaan saya tentang iman. Saya melihat cara yang sempurna untuk membantu orang lain dalam zakat," katanya.
Buzarquis kemudian mulai melakukan sholat dengan orang lain tetapi tanpa syahadat. "Orang-orang bertanya kepada saya mengapa saya tidak bersyahadat, tetapi saya memberitahu mereka hatiku masih belum siap. Setelah merasa siap, saya bersyahadat pada Januari 2018 dan melanjutkan sholat berjamaah," katanya.
Perjalanan berikutnya ke Turki semakin memperkuat imannya. Buzurquis mengatakan dia tidak khawatir akan melewatkan sholat karena ada cukup banyak masjid di Turki.
"Turki adalah tempat saya mulai serius mempertimbangkan untuk pindah ke Islam. Ini adalah tempat di mana Islam mengudara. Ini adalah perasaan yang kuat. Ketika saya kembali ke Turki, saya mengunjungi Masjid Biru lagi dan menangis. Saya merasa seperti kembali ke sana. Ke rumah."
Setelah menjadi mualaf, ia memilih nama baru untuk dirinya sendiri yaitu Abdul Jalil. Pada 2019, ia mendapat kesempatan untuk berhaji.
https://www.dailysabah.com/turkey/istanbuls-blue-mosque-draws-argentine-academic-to-islam/news