Jumat 22 Apr 2022 05:05 WIB

Kisah Akademisi Argentina Menjadi Mualaf Usai Kunjungi Masjid Biru

Perjalanan berikutnya ke Turki semakin memperkuat imannya.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
 Umat Islam berkumpul di masjid Sultan Ahmed atau yang lebih dikenal dengan masjid Biru di Istanbul, Turki, Rabu (17/6), untuk melaksanakan shalat tarawih. Kisah Akademisi Argentina Menjadi Mualaf Usai Kunjungi Masjid Biru

Panggilan adzan yang didengarnya untuk pertama kali ketika berada di Istanbul benar-benar menarik Buzarquis untuk masuk Islam. "Ketika saya pertama kali mendengarnya, saya sedang makan siang. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa Turki adalah 'negara yang sulit' sebelum kunjungan saya, dan ketika saya mendengar adzan dari pengeras suara, saya pikir itu seperti sirine serangan udara. Saya melihat sekitar, tidak ada yang bergerak sama sekali. Orang-orang menjalani kehidupan mereka," katanya.

Setelah mendengarkan kumandang adzan untuk pertama kalinya, ia pun memutuskan berkunjung ke Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmed yang menjadi landmark bersejarah era Ottoman di Istanbul.

"Saya berdiri di tengah orang-orang dan saya merasakan sesuatu yang aneh. Saya pikir saya menemukan sesuatu yang telah lama hilang dan mulai menangis," kenangnya. 

Kemudian, Buzarquis pun kembali mendengar adzan. "Seorang laki-laki menepuk pundak saya dan mengangguk untuk pergi ke belakang pagar kayu (sebelum berkumpulnya jamaah untuk sholat). Saya pergi ke sana dengan turis lain dan mulai memperhatikan mereka. Itu hanya pagar kecil yang bisa saya lompati dengan mudah tetapi saya merasa seperti ada celah besar yang memisahkan saya dari orang-orang yang berdoa," jelasnya. 

Kunjungannya ke Istanbul berlangsung selama empat hari, tetapi dia merasakan dorongan untuk kembali. Ia pun melakukannya. Sepuluh hari kemudian dia kembali, bertemu lebih banyak orang.

Setelah kembali ke rumah, Buzarquis mencurahkan waktunya untuk belajar lebih banyak tentang Islam. "Saya merasa gelisah dan musik adalah satu-satunya hal yang menenangkan saya. Saya mencari secara online beberapa musik yang mungkin berhubungan dengan Islam tetapi sebaliknya, saya menemukan versi adzan dan bacaan Alquran yang berbeda. Saya mulai mendengarkannya saat bepergian, untuk bekerja, dan mulai merasa tenang," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement