REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Celana pendek yang dikenakan Muhammad Ali dalam pertandingan tinju legendaris "Thrilla in Manila" dijual rumah lelang Sotheby's di New York dengan taksiran harga 4-6 juta dolar AS (sekitar Rp63,6 miliar - Rp95,4 miliar).
Lelang yang dibuka hingga Jumat (12/4/2024) itu telah mencatat tawaran tertinggi 3,8 juta dolar AS (Rp60,4 miliar) untuk celana tinju bermerek Everlast berkelir putih dan corak garis-garis hitam yang ditandatangani oleh Ali.
AFP pada Jumat melaporkan bahwa Sotheby's mulai banyak melelang benda olahraga bersejarah, termasuk kostum bintang NBA Victor Wembanyama.
Meskipun minat terhadap benda olahraga bersejarah meningkat, Sotheby's mengatakan "hingga Kamis (4/4) harga minimum yang disepakati oleh penjual celana Muhammad Ali belum tercapai."
Celana itu digunakan Ali saat melawan Joe Frazier pada 1975 dalam duel bertajuk "Thrilla in Manila" di Filipina. Setahun sebelumnya, celana pendek itu digunakan pada duel "Rumble in the Jungle" di Republik Demokratik Kongo. Pertarungan Ali di Filipina berlangsung hingga 14 ronde sebelum Frazier menyerah.
"Rasanya seperti mau mati. Itu hal terdekat dengan kematian yang pernah saya rasakan," kata Ali tentang pertarungan yang diadakan di tengah suhu panas yang menyengat itu.
Ali yang lahir dengan nama Cassius Clay di Kentucky dikenal sebagai olahragawan dan tokoh hak-hak sipil Afrika-Amerika. Ia meninggal pada 2016 dalam usia 74 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Arizona karena penyakit komplikasi pernapasan.
Ali menyabet titel juara kelas berat kali pertama pada 25 Februari, 1964. Hanya dengan tujuh ronde, Ali yang masih itu masih bernama Cassius Clay merebut titel juara kelas berat.
"Saya yang terbesar!" begitu teriak Ali ketika merebut titel juara pertamanya setelah menjatuhkan Liston.
Masih pada tahun yang sama, 1964, Cassius Clay mulai tertarik mempelajari Islam. Hingga ia akhirnya memutuskan untuk mengubah nama menjadi Muhammad Ali setelah memeluk agama Islam.
Momen yang sangat krusial bagi kalangan Muslim di Amerika Serikat. Boleh dibilang Ali merupakan sosok yang paling disorot di AS yang mempelajari dan menjalankan ajaran agama.
Pada 1967 merupakan momen berat bagi Ali. Sebagai sosok olahragawan yang penuh kharisma di atas ring, Ali tidak sungkan ikut bicara masalah sosial dan politik dunia terutama yang menyangkut Amerika.
Ya, Ali bicara cukup keras soal kedigdayaan Amerika di Vietnam. Ali protes atas hal tersebut. Alhasil, Ali harus membayar mahal protesnya kepada pemerintah Amerika tersebut. Titel juara kelas berat Ali ditarik. Bahkan, yang paling parah, petinju kelahiran Louisville, Kentucky, ini dilarang naik ke atas ring karena menolak gabung militer Amerika Serikat.