Sabtu 23 Apr 2022 01:20 WIB

Gunung Merapi Alami 96 Kali Gempa Guguran

Gunung Merapi juga tercatat alami satu kali gempa tektonik.

Red: Nora Azizah
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 96 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Kamis (21/4/2022) pukul 00.00-24.00 WIB.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 96 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Kamis (21/4/2022) pukul 00.00-24.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 96 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Kamis (21/4/2022) pukul 00.00-24.00 WIB. Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta, Jumat (22/4/2022), mengatakan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat satu kali gempa tektonik dan tiga kali gempa fase banyak.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian sekitar 100 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan itu, tercatat 18 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.

Baca Juga

Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) rata-rata sebesar 0,2 cm per hari (dalam 3 hari). Sementara itu, mengacu data terakhir BPPTKG, volume kubah lava di barat daya tercatat 1.672.000 meter kubik dan volume kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik. 

Hingga kini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh lima kilometer). Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement