REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berencana untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan depan. Dia mengajukan permohonan tatap muka yang mendesak untuk perdamaian di Ukraina.
Juru bicara PBB Eri Kaneko mengatakan pada Jumat (22/4), diskusi tentang kunjungan Guterres ke Ukraina pun sedang berlangsung. "Dia berharap untuk segera membicarakan apa yang dapat dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," katanya.
Kaneko menyatakan kunjungan Guterres bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil saat ini untuk menghentikan pertempuran dan membantu orang-orang mendapatkan keselamatan. Sebelumnya, Guterres memang telah meminta untuk bertemu dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di ibu kota masing-masing.
Guterres telah mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya sejak dimulai dua bulan lalu. Dia menyebut kondisi tersebut sebagai momen paling menyedihkan dalam lima tahun kepemimpinannya di PBB.
"Hentikan pertumpahan darah dan perusakan. Buka jendela untuk dialog dan perdamaian," ujar Guterres.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa Guterres akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa (26/4). Putin juga akan menjadi tuan rumah yang menyambut kehadiran sekretaris jenderal PBB.
Guterres telah mengirim pejabat tinggi kemanusiaan PBB ke Moskow dan Kiev awal bulan ini. Pejabat PBB itu bertugas untuk menjajaki kemungkinan gencatan senjata antara kedua negara yang berselisih itu.
Tapi sekretaris jenderal PBB ini telah menghadapi pertanyaan tentang kemungkinan melakukan perjalanan untuk mendesak perdamaian. Dalam sebuah surat baru-baru ini, mantan pejabat PBB memintanya untuk meningkatkan keterlibatan pribadi dan publiknya.
Salah satu penulis surat dan mantan kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman menyatakan, apapun tawaran yang mungkin telah dilakukan secara pribadi, perjalanan yang direncanakan sekarang adalah simbol yang terlihat dari yang seharusnya diperjuangkan oleh PBB, yaitu perdamaian dan keamanan. "Saya tidak berpikir salah satu dari kita seharusnya memiliki harapan yang berlebihan tentang apa yang akan dapat dicapai oleh sekretaris jenderal, tetapi dia memiliki kekuatan moral yang signifikan,” katanya.
Mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pergi ke Moskow dan Kiev pada Maret 2014 untuk mencoba mendorong pembicaraan dan diplomasi. Ketika itu Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina.
Sumber: https://apnews.com/article/russia-ukraine-putin-zelenskyy-antonio-guterres-sergey-lavrov-223c6ab6184586471fae7f4d75a7e73d