Rabu 27 Apr 2022 12:40 WIB

China Geram Kapal AS Kembali Berlayar Melalui Selat Taiwan

Kapal perusak berpeluru kendali USS Sampson melakukan transit rutin Selat Taiwan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Sampson (DDG 102) sedang berlangsung karena diposisikan untuk melakukan tindakan penyelamatan jiwa dalam mendukung upaya bantuan bencana di Tonga pada 25 Januari 2022. China memprotes Rabu, 27 April 2022, menentang pelayaran kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan pada hari sebelumnya, menuduh pihak Amerika melakukan manuver yang berlebihan.
Foto: Naval Aircrewmen 2nd Class John Allen/U.S. Na
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Sampson (DDG 102) sedang berlangsung karena diposisikan untuk melakukan tindakan penyelamatan jiwa dalam mendukung upaya bantuan bencana di Tonga pada 25 Januari 2022. China memprotes Rabu, 27 April 2022, menentang pelayaran kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan pada hari sebelumnya, menuduh pihak Amerika melakukan manuver yang berlebihan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China pada Rabu (27/4/2022) mengecam Amerika Serikat (AS) setelah sebuah kapal perang AS kembali berlayar melalui Selat Taiwan. Menurut China misi seperti itu dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas.

Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Sampson melakukan transit rutin Selat Taiwan pada Selasa (26/4/2022) sesuai dengan hukum internasional. AS telah melakukan pelayaran semacam itu sekitar sebulan sekali.

Baca Juga

Hal ini jelas membuat China geram yang memandang mereka sebagai tanda dukungan untuk Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis yang dipandang Beijing sebagai wilayah China. Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan pasukannya memantau dan memperingatkan kapal itu.

"Amerika Serikat sering melakukan tindakan provokatif seperti itu, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan 'kemerdekaan Taiwan', dan dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Kami dengan tegas menentangnya," katanya dalam sebuah pernyataan.