Kamis 28 Apr 2022 20:43 WIB

Dosen Universitas BSI Lolos pada Ajang Wirausaha Muda Mandiri

Proses panjang telah membuahkan hasil Donna mengikuti pitching bersama investor

Donna Ekawaty, dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) berhasil lolos masuk tahap pitching pada ajang Wirausaha Muda Mandiri 2021. Program ini diselenggarakan Telkom University yang bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk mendorong SDM unggul dan berdaya saing, melalui kewirausahaan mandiri.
Foto: istimewa
Donna Ekawaty, dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) berhasil lolos masuk tahap pitching pada ajang Wirausaha Muda Mandiri 2021. Program ini diselenggarakan Telkom University yang bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk mendorong SDM unggul dan berdaya saing, melalui kewirausahaan mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Donna Ekawaty, dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) berhasil lolos masuk tahap pitching pada ajang Wirausaha Muda Mandiri 2021. Program ini diselenggarakan Telkom University yang bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk mendorong SDM unggul dan berdaya saing, melalui kewirausahaan mandiri. 

Pada awalnya, Donna mengaku hanya sekedar mengikuti pelatihan online saja, namun melalui kegiatan tersebut diseleksi dalam tahap 2 seleksi. Dari seleksi pertama, terpilih 200 peserta dari 400 peserta, hingga akhirnya menyisakan 50 peserta. 

Baca Juga

“Setelah 50 peserta dinyatakan lolos, kami diberikan pelatihan dan pembinaan secara offiine selama 1 bulan dari Kemenparekraf, Telkom University dan Sahabat UMKM menuju Investor. Untuk bisa lolos ketahap ini, memerlukan proses yang cukup panjang,” ujar Donna dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2022). 

Ia menambahkan, pendaftaran Wirausaha Muda Mandiri dibuka pada bulan Februari 2021 kemarin. Proses yang panjang tersebut, akhirnya membuahkan hasil hingga mengantarkan Donna pada tahap pitching bersama investor. JESSAsin merupakan produk inovasi yang Donna presentasikan di depan para investor. 

“JESSAsin adalah produk yang memiliki keunikan. Ini menjadi produk siap konsumsi atau mentah belum diolah, bisa dijadikan sebagai lauk. Didalamnya ada ikan asin yang mengandung kalsium yang dibutuhkan oleh tulang, dan sambal buah yang mengandung mineral, vitamin A, C, E, K yang dibutuhkan oleh tubuh dan darah,” jelas Donna. 

Dengan inovasi tersebut, ia berharap semoga bisa lolos pada tahapan pitching, sehingga kedepannya bisa menjalin kerja sama antara pemilik warung, pedagang di pasar, nelayan di Jepara dan Surabaya, petani alpukat dan buah naga di Kudus dan stakeholder pariwisata untuk meningkatkan produknya itu.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement