Senin 02 May 2022 03:47 WIB

Sekum Muhammadiyah Ajak Millenial Manfaatkan Internet Secara Positif

Tradisi berkaitan dengan tingkat kesopanan masyarakat Indonesia di internet.

Sekum Muhammadiyah Ajak Millenial Manfaatkan Internet Secara Positif
Foto: istimewa
Sekum Muhammadiyah Ajak Millenial Manfaatkan Internet Secara Positif

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Nick Geisinger, mengaku kagum dengan tradisi bulan puasa di Indonesia. Salah satunya yang baru diketahui adalah tradisi 'Ngabuburit' yang menjadi kegiatan umat Islam dalam memanfaatkan waktu menjelang berbuka puasa. 

"Ini Ramadhan pertama saya di Indonesia, tapi saya sudah belajar sangat banyak tentang tradisi Ramadhan di Indonesia yang unik. Contohnya seperti sekarang, saya jadi mengerti apa itu ngabuburit," terang Nick saat memberikan pengantar dalam acara Madrasah Digital Ramadhan beberapa waktu lalu. 

Baca Juga

Madrasah Digital Ramadhan digelar secara virtual dengan diikuti sedikitnya 60 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Kegiatan mengangkat tema 'Peace Camp for Islamic Peace Society 2022: Generating Positive Islamic Content in Internet Through Millenial Generation dan menghadirkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Abdul Mu'ti MEd.

Nick Geisinger mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia merupakan dua negara demokrasi terbesar di dunia. Kedua negara ini mempunyai tradisi masing-masing yang unik sejalan dengan adanya kebebasan dalam melaksanakan dan menjalankan keyakinan. 

"Muslim di Amerika Serikat dan Indonesia bisa secara bebas menjalankan ibadah Ramadhan. Di negara-negara tertentu, tidak punya kebebasan untuk melakukan itu. Jadi mari kita selalu mendoakan selalu saudara-saudara yang tidak punya kebebasan itu," jelasnya. 

Nick juga mengaku sangat senang dengan keberadaan Madrasah Digital. "Madrasah Digital terus berkembang, saya sangat kagum melihat semangat rekan-rekan. Senang sekali hari ini ada lebih dari 60 alumni Madrasah Digital yang berkumpul di sini," jelasnya. 

Sekum PP Muhammadiyah Prof Dr KH Abdul Mu'ti MEd mengungkapkan, adalah sebuah kebahagian bisa bersilaturahmi dengan peserta dan beberapa  alumni IVLP lintas generasi. Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah itu menguraikan mengenai tradisi berkaitan dengan tingkat kesopanan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi internet. 

Dalam survei yang dirilis Microsoft tahun lalu, disebutkan bahwa warganet Indonesia berada di peringkat bawah, yaitu di urutan 29 dari 32 negara. Laporan ini menyimpukan bahwa warganet Indonesia cenderung tidak baik atau berperilaku buruk ketika online. 

"Civility itu bicara kesantunan, keadaban suatu bangsa. Kalau dulu ada ungkapan bahasa menunjukkan sebuah bangsa, sekarang ada ungkapan baru, kepribadian kita bisa dilihat dari kita dalam menggunakan teknologi," terang Mu'ti. 

Karena itu pula, dalam Madrasah Digital kali ini, ia mengajak kaum millenial untuk memanfaatkan sebaik mungkin dalam membangun relasi. Yakni memanfaatkannya semata-mata untuk suatu tujuan yang positif sekaligus untuk menunjang berbagai kegiatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement