REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji untuk melarang adu ayam atau sabung ayam secara online yang marak di Filipina. Sabung ayam beralih ke online oleh karena pandemi Covid-19 yang melanda.
Sabung ayam atau pertarungan antar seekor ayam jantan adalah olahraga populer di negara Asia Tenggara. Namun pandemi memaksa penutupan arena tradisional, di mana penonton berduyung-duyun menonton ayam jantan yang bertarung hingga mati.
Pemerintah bertransformasi memberikan waralaba kepada tujuh perusahaan untuk menunjukkan kontes berdarah ayam jantan dan bertaruh secara online yang dikenal sebagai "e-sabong." Duterte sebelumnya menolak seruan untuk menghentikan praktik tersebut.
Sebab ia mencatat sekitar 640 juta peso (12 juta dolar AS) pajak bulanan dari industri tersebut membantu mengisi kembali kas negara yang terkuras akibat pandemi. Namun dalam pidato televisi yang ditayangkan pada Selasa (3/5/2022) waktu setempat, Duterte mengatakan, e-sabong bakal berakhir malam ini.
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano telah menyarankan Duterte untuk melarangnya karena dampak sosial yang ditimbulkan. "Ini adalah rekomendasinya dan saya setuju dengan itu dan itu bagus," kata Duterte seperti dikutip laman Channel News Asia, Rabu (5/5/2022).
Pelarangan ini juga menyusul kecaman atas industri yang dipicu oleh hilangnya puluhan pekerja dan kekhawatiran tentang biaya sosial perjudian. Seorang pejabat istana kepresidenan mengatakan bahwa larangan belum resmi dikeluarkan.
Tahun ini, sabung ayam online berada di bawah pengawasan setelah dugaan penculikan dan pembunuhan terhadap 34 orang yang telah memasok ayam jantan ke operator e-sabong berlisensi. Senator Ronald dela Rosa, sekutu Duterte yang memimpin dengar pendapat publik tentang olahraga itu pada Maret, mengatakan para korban dicurigai menyabot ayam jantan sehingga mereka akan kalah dalam pertarungan. Mereka kemudian akan bertaruh pada ayam jantan lainnya.
Operator sabung ayam online mengatakan pada sidang bahwa sekitar tiga miliar peso bertaruh pada sabung ayam di Filipina setiap hari. Ketersediaan platform e-sabong yang mudah juga memicu kegelisahan karena muncul laporan tentang penggemar yang kecanduan judi, mengabaikan pekerjaan dan keluarga mereka, dan menggadaikan aset untuk taruhan.
Dalam satu kasus ekstrem, seorang ibu muda Manila dituduh menjual putrinya yang berusia delapan bulan seharga sekitar 45 ribu peso kepada pembeli yang dia hubungi melalui media sosial pada Maret untuk melunasi hutang e-sabong. Polisi mengatakan gadis itu kemudian ditemukan dan pembelinya ditangkap.
Operator sabung ayam tradisional juga telah mewaspadai versi online, yang menurut mereka telah secara efektif menyudutkan semua uang yang dihasilkan oleh olahraga tersebut.