Kamis 05 May 2022 23:43 WIB

Epidemiolog: Ada Potensi Kasus Covid-19 Meningkat Seusai Idul Fitri   

Kenaikan angka Covid-19 bisa tampak sebulan setelah Idul Fitri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19. Kenaikan angka Covid-19 bisa tampak sebulan setelah Idul Fitri
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19. Kenaikan angka Covid-19 bisa tampak sebulan setelah Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengakui, ada potensi kenaikan kasus Covid-19 usai libur Idul Fitri 2022. Efek kenaikan kasus Covid-19 bisa diketahui sebulan setelah hari raya Idul Fitri.   

"Kenaikan kasus Covid-19 diperkirakan tidak lebih besar dibandingkan tahun lalu. Karena cakupan vaksinasi Covid-19 pada kelompok usia 18 tahun ke atas dan imunitasnya sudah lebih besar," ujar Dicky saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (5/5/2022).

Baca Juga

Dia melanjutkan, untuk mengetahui efek lonjakan kasus Covid-19 bisa diketahui sebulan setelah hari raya Idul Fitri. Menurut Dicky, ini kembali lagi pada kemampuan deteksi. 

Di lain pihak, Dicky khawatir kelompok lanjut usia (lansia) dan ibu hamil yang ada di daerah pinggiran yang cakupan vaksinasinya buruk bisa terinfeksi Covid-19 usai Idul Fitri. Ini kemudian yang berkontribusi pada penambahan kasus Covid-19 dan rawat inap. 

Terkait vaksinasi Covid-19 penguat (booster) untuk melindungi pemudik dari Covid-19, ia mengaku belum tahu seberapa banyak masyarakat yang pulang kampung dan telah mendapatkan suntikan booster. "Seberapa banyak? Belum ada datanya," katanya.

Setidaknya, dia melanjutkan, vaksinasi masih dalam durasi efektif dua dosis suntikan yaitu tujuh bulan pascadosis kedua. Dia menambahkan, jika setidaknya 60 atau 70 persen masyarakat sudah mendapatkan vaksin dosis kedua maka ini bukanlah penghalang. 

Kendati demikian, dia menambahkan, vaksin booster bukan satu-satunya upaya untuk melawan Covid-19 melainkan juga ditentukan oleh ventilasi, sirkulasi, dan mengurangi keramaian.

Menurutnya, ini penting dilakukan karena ada super spreader yang menularkan virus. Dia memperkirakan sekitar 10 persen orang mudik maupun balik kemudian bisa menularkan virus ini.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement