Jumat 06 May 2022 13:36 WIB

Nenek Dayang Bergembira, Malam Takbiran Ada Tamu Istimewa di Rumahnya

Bupati Chaidir Syam menyambangi rumahnya saat malam takbiran.

Bupati Maros Chaidir Syam mendatangi warga miskin saat malam takbiran.
Foto: istimewa/doc humas
Bupati Maros Chaidir Syam mendatangi warga miskin saat malam takbiran.

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS — Bupati Maros, Chaidir Syam, menyempatkan diri berkeliling ke warga miskin di wilayahnya, pada saat malam takbiran, Idul Fitri. Chaidir ingin memastikan bahwa tidak ada warganya yang tak punya beras untuk dimasak.

Apa yang dilakukannya, kata Chaidir, ingin membuat takbiran dan Idul Fitri lebih bermakna. Kalimat takbir, kata dia, menjadi lebih agung jika umat Islam punya kepekaaan sosial yang tinggi. “Takbiran itu tak hanya berhenti pada makna yang berdimensi ritual saja. Lebih dari itu takbiran dan Idul Fitri harus  bermakna sosial,” ungkap Chaidir dalam siaran persnya.

Untuk itulah Chaidir memilih berkeliling kampung saat malam takbiran. Ia ingin memastikan pada malam Idul Fitri itu tak ada warganya yang tak punya beras untuk dimasak.

“Saya merasa hampa dan hambar jika pada malam takbiran dimana kalimat agung Allahu Akbar itu berkumandang, tapi ada tetangga, saudara dan warga yang besoknya mau merayakan idul fitri tapi tak punya beras di dapurnya, apalagi daging,” ungkap Chaidir.

Idul Fitri sebagai hari kemenangan umat Islam, menurutnya, harus berlaku buat semua warga. Jangan hanya warga mampu yang merayakan kemenangan, setelah berpuasa Ramadhan. Semua warga harus bergembira merayakan Idul Fitri.

Salah satu warga, nenek Dayang berusia 77 tahun mengaku senang rumahnya didatangi Chaidir. Perempuan yang tinggal sebatang kara di lingkungan Tompobalang Kelurahan Kalabbirang Kecamatan Bantimurung ini, tak menyangka rumahnya didatangi Chaidir. “Awalnya saya kaget, tengah malam begini ada tamu,” ungkap nenek Dayang.

Wajah nenek Dayang yang semula kaget, tampak terlihat sangat gembira. Terlebih Chaidir membawa banyak bungkusan berisi macam-macam bahan makanan yang bisa dimasak, seperti beras, minyak goreng, susu dan lain-lain.

“Maaf Nek, ini saya bawa sedikit bingkisan yang bisa dimasak. Sebagai bupati, saya tak boleh membiarkan ada warga saya yang tak punya beras pada malam Idul Fitri ini. Sebagai hari kemenangan, Idul Fitri harus menjadi hari kemenangan semua warga,” kata Chaidir berkaca-kaca.

Chaidir mengaku kebiasaannya mendatangi warga saat malam takbiran, sudah dilakukan sejak awal dirinya menjadi Bupati Maros. Dan ia ingin terus melanjutkan tradisinya tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement