REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem untuk membersihkan pengunjuk rasa Palestina, Kamis (5/5/2022). Polisi Israel kembali setelah kunjungan Yahudi yang dihentikan selama liburan Idul Fitri.
Dilansir dari Al Arabiya, Jumat (6/5/2022), beberapa minggu terakhir telah terlihat beberapa bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga bagi umat Islam, yang dibangun di puncak bukit yang merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi yang menyebutnya sebagai Temple Mount.
"Itu terletak di jantung emosional konflik Israel-Palestina. Saat kunjungan dilanjutkan, puluhan warga Palestina berkumpul, meneriakkan Tuhan adalah yang terbesar. Perkelahian pecah ketika polisi pergi untuk menangkap salah satu dari mereka," kata salah satu polisi Israel tersebut.
Lalu, polisi menembakkan peluru berlapis karet ke lapangan terbuka yang luas saat beberapa warga Palestina berlindung di dalam masjid itu sendiri. Polisi kemudian terlihat di dalam pintu masuk masjid.
"Mereka menanggapi puluhan orang yang meneriakkan hasutan dan melemparkan batu. Seorang petugas polisi terluka ringan," kata dia.
Namun, tidak seperti dalam konfrontasi sebelumnya, saksi Palestina mengatakan tidak ada tanda-tanda pelemparan batu pada awalnya. Beberapa dari mereka yang berlindung di dalam masjid mulai melempari batu ketika polisi mulai memasuki gedung. Para saksi berbicara dengan syarat anonim karena masalah keamanan.
Seorang Pejabat Senior Palestina Hussein Al-Sheikh mengatakan terdapat penghubung utama antara otoritas Palestina dan Israel. "Pengabaian yang keterlaluan terhadap perasaan Palestina dan menandai kelanjutan kampanye rasialis ekstremis. Israel bermain dengan api dan menyeret kawasan itu ke dalam eskalasi yang menjadi tanggung jawab penuh pendudukan," kata dia.
Diketahui, di bawah pengaturan informal yang dikenal sebagai status quo, orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut tetapi tidak berdoa di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah mengunjungi dalam jumlah yang terus meningkat dengan pengawalan polisi dan banyak yang diam-diam berdoa, membuat marah orang-orang Palestina serta tetangga Yordania, yang merupakan penjaga situs tersebut.
Orang-orang Palestina telah lama khawatir Israel berencana mengambil alih situs atau membaginya. Israel mengatakan berkomitmen mempertahankan status quo, dan menuduh kelompok Hamas menghasut kekerasan baru-baru ini. Kunjungan oleh sebagian besar orang Yahudi nasionalis dan religius, dilanjutkan Kamis setelah dihentikan selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan dan liburan Idul Fitri.