Jumat 06 May 2022 19:49 WIB

Ini Saran Dokter Bila Anda Tertular Hepatitis Akut

Dokter menyebut penyakit Hepatitis Akut bisa dicegah dan diobati

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi anak yang terjangkit Hepatitis akut di rawat di rumah sakit.
Foto: ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA FOTO
Ilustrasi anak yang terjangkit Hepatitis akut di rawat di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mencatat tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta, dengan dugaan penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya kemudian meninggal dunia. Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam meminta jika ada pasien yang tertular hepatitis akut misterius maka kasus ini perlu menjadi perhatian.

Ari menjelaskan, ketika tertular hepatitis maka yang diserang adalah liver atau hati. "Ini termasuk hepatitis akut yang perlu menjadi perhatian. Perlu langkah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi pasien," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (6/5).

Prinsipnya, Ari melanjutkan, ketika ada orang yang terinfeksi hepatitis, maka pasien harus mendapatkan obat. Ketika mendapatkan obat, termasuk isolasi artinya memutus mata rantai penularan. Lebih lanjut ia mengatakan, penularan hepatitis bisa dicegah dan diobati.

Terpisah, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Irsan Hasan mengatakan, untuk mencegah penularan penyakit ini maka harus menerapkan personal hygiene dan protokol kesehatan (prokes).

"Personal hygiene dan prokes menjadi kunci pencegahan penularan hepatitis akut misterius. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah menganjurkan cuci tangan, menjaga kebersihan makanan, kemudian saya mengimbau tetap memakai masker meski kasus Covid-19 sudah melandai," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (IPD) saat dihubungi Republika.

Irsan menambahkan, data penelitian dari Inggris dan Amerika Serikat menyebutkan penyakit hepatitis akut misterius disebabkan oleh Adenovirus 40-41. Dia menambahkan, jalur masuk virus dibagi jadi dua, yaitu jalur pernapasan dan jalur makanan. 

Oleh karena itu, ia meminta jalur pernapasan dijaga dengan memakai masker. Kemudian pencegahan masuknya virus melalui jalur makan, yakni dengan kebersihan cuci tangan. 

Selain itu, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak di bawah 16 tahun yang mengalami gejala pencernaan mual, muntah, diare, demam, dan kelihatannya terus memburuk maka segera dibawa berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan. 

"Jangan hanya diobati dengan obat mencret saja," katanya.

Ia mengakui, kewaspadaan seperti ini di satu sisi bisa membuat masyarakat jadi cemas. Sehingga, ia menganjurkan masyarakat waspada, tetapi jangan cemas berlebihan atau paranoid. 

Dengan menerapkan upaya ini, ia berharap mudah-mudahan penularan hepatitis akut yang misterius ini tidak meluas di Tanah Air. Lebih lanjut, Irsan meminta masyarakat hati-hati menyikapi informasi mengenai hepatitis akut karena banyak hoaks

Ia menyontohkan, hepatitis akut dihubungkan dengan vaksin Covid-19. Padahal, dia menambahkan, bisa saja datanya digabungkan.

"Itu (hepatitis terkait dengan vaksin Covid-19) memang bisa saja terjadi, tetapi pada orang dewasa atau orang tua. Sedangkan, pada anak-anak yang terkena penyakit ini ternyata terbukti belum mendapatkan vaksin Covid-19," ujarnya.

Seperti diketahui, sejak secara resmi dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah laporan hepatitis akut terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022. 

Sebelumnya, WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Satu kasus di antaranya dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui.

Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement