REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Maskapai penerbangan Nigeria telah membatalkan rencana untuk menghentikan penerbangan domestik mulai Senin (9/5/2022). Penangguhan ini dilakukan sebagai protes atas melonjaknya biaya bahan bakar penerbangan.
"Kenaikan bahan bakar telah meningkat hampir empat kali lipat tahun ini, yang tidak berkelanjutan," kata Operator Maskapai Penerbangan Nigeria (AON) seperti dikutip laman BBC, Senin.
Kenaikan telah dipicu terutama oleh invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari. Namun maskapai mengatakan, penerbangan kini akan dilanjutkan karena negosiasi dengan pemerintah terus berlanjut.
AON mengatakan telah diberikan beberapa jaminan oleh pemerintah. Langkahnya juga berada di bawah tekanan dari pemerintah, badan perlindungan konsumen dan pelanggan untuk mengesampingkan rencana penutupan sejak diumumkan pada Jumat.
Pengumuman itu akan sangat melegakan bagi ribuan pelancong udara yang rencananya bisa saja terganggu. Kendati begitu tidak jelas apakah maskapai penerbangan dan pemerintah Nigeria akan menemukan solusi yang stabil dalam negosiasi mereka yang sedang berlangsung.
AON yang mewakili sembilan maskapai domestik Nigeria, mengeluh tentang maskapai yang harus mensubsidi layanan selama empat bulan terakhir. Ada banyak pembatalan dan penundaan penerbangan sejak Maret yang sering disebabkan oleh kekurangan bahan bakar pesawat. Harga tiket juga naik tiga kali lipat di beberapa rute dalam beberapa pekan terakhir.
Penumpang di Nigeria membayar tarif dalam naira, mata uang lokal yang telah mendevaluasi. Namun, pemasok bahan bakar harus dibayar dalam dolar AS.
Meskipun menjadi produsen minyak terbesar di Afrika, Nigeria mengimpor hampir semua bahan bakar pesawatnya. Penerbangan sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk bepergian akhir-akhir ini bagi mereka yang mampu karena ketidakamanan di jalan-jalan di seluruh negeri. Geng penculikan beroperasi di jalan raya, menargetkan kendaraan dan kemudian menculik penumpang yang mereka pegang untuk tebusan.