Rabu 11 May 2022 06:51 WIB

Ini Alasan Warga Menolak Undangan Pemprov DIY Bahas TPST Piyungan

Alasan warga menolak undangan Pemprov DIY karena ingin berdialog dengan Sri Sultan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Alasan warga menolak undangan Pemprov DIY karena ingin berdialog dengan Sri Sultan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Alasan warga menolak undangan Pemprov DIY karena ingin berdialog dengan Sri Sultan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga di sekitar TPST Piyungan menolak undangan dari Pemda DIY untuk berdialog terkait dengan permasalahan sampah di kawasan tersebut. Alasan warga menolak dikarenakan ingin berdialog dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Warga sendiri telah memblokir akses ke TPST Piyungan sejak 7 Mei 2022 lalu. Pemblokiran dilakukan menyusul digelarnya aksi di hari yang sama dan warga meminta agar TPST Piyungan ditutup permanen.

Baca Juga

Koordinator aksi, Herwin Arfianto mengatakan, undangan yang diterima dari Pemda DIY yakni berdialog dengan Sekda DIY. Hal ini yang membuat warga menolak undangan tersebut, mengingat permintaan warga yakni ingin berdialog dengan Sultan.

"Sampai saat ini informasi yang kami terima baru undangan dari Pak Sekda DIY," kata Herwin kepada Republika, Selasa (10/5/2022).

Dalam undangan tersebut, katanya, dialog dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB, Selasa (10/5). Namun, warga menunda untuk melakukan dialog karena ingin berdialog langsung dengan Sultan.

"Iya, (undangan) yang kemarin ditolak warga, undangan seharusnya jadwal hari ini jam 13.00 WIB, tapi kita pending dan mungkin besok (baru dijadwalkan kembali)," ujarnya.

Herwin menuturkan, warga sempat ditawarkan untuk berdialog dengan Sekda DIY tidak lama setelah aksi dilakukan. Namun, warga menolak tawaran tersebut dan tetap meminta agar dapat dipertemukan dengan Sultan.

Permintaan untuk berdialog langsung dengan Sultan dikarenakan warga yang sudah berkali-kali melakukan aksi maupun pemblokiran di TPST Piyungan. Meskipun begitu, masalah yang muncul akibat sampah masih terjadi dan berdampak ke masyarakat sekitar.

"Kita cuma ingin berdialog dengan Pak Gubernur, karena ini sudah berkali-kali demo. Itu seperti permasalahan ini tidak terdengar langsung oleh Pak Gubernur, kita ingin Pak Gubernur tahu seperti apa akar masalahnya selama ini," jelas Herwin.

Sultan pun menanggapi terkait permintaan warga sekitar TPST Piyungan yang meminta untuk berdialog. "Nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu (berdialog dengan warga)," kata Sultan.

Sultan menuturkan, pihaknya juga tetap akan melakukan perluasan dan pengembangan TPST Piyungan. Hal ini mengingat TPST Piyungan sudah overload atau kelebihan kapasitas untuk menampung sampah.

"Memang kita akan memperluas Piyungan, karena yang ada ini sudah penuh dan tanah sudah kita sediakan," ujar Sultan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement