REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB), Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kematian jurnalis Aljazirah Shireen Abu Akleh pada Rabu (11/5/2022). Perempuan berusia 51 tahun ini ditembak mati saat meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat.
"Saya mengutuk keras pembunuhan reporter Aljazirah, Shireen Abu Akleh, yang ditembak dengan tembakan langsung pagi ini saat meliput operasi pasukan keamanan Israel di Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat," kata Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland kata di Twitter.
"Saya menyerukan penyelidikan segera dan menyeluruh dan bagi mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban. Pekerja media tidak boleh menjadi sasaran," katanya.
Sedangkan Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides juga menyerukan untuk menyelidiki gugurnya reporter tersebut. "Sangat sedih mengetahui kematian jurnalis Amerika dan Palestina Shireen Abu Akleh dari Al Jazeera. Saya mendorong penyelidikan menyeluruh tentang keadaan kematiannya dan cedera setidaknya satu jurnalis lain hari ini di Jenin," katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Seruan untuk penyelidikan digaungkan oleh Unit Urusan Palestina AS. “Belasungkawa terdalam kami atas kematian jurnalis Aljazirah, Shireen Abu Akleh, yang terkenal bagi kami dan semua orang Palestina,” kata unit itu.
"Kami mendorong penyelidikan menyeluruh atas kematiannya dan cedera rekan jurnalis, Ali Al-Samoudi," ujarnya merujuk pada wartawan lain bernama Ali Al-Samoudi yang juga terkena tembakan di punggung.
Duta besar Inggris untuk Israel Neil Wigan mengatakan, sangat sedih dengan kematian Abu Akleh dan menyerukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan transparan. "Wartawan harus diizinkan bekerja dengan aman dan bebas,” katanya di Twitter.
Delegasi Uni Eropa untuk Palestina menyatakan terkejut dengan pembunuhan jurnalis Aljazirah di Jenin. "Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarganya dan menyerukan penyelidikan cepat dan independen untuk membawa para pelaku ke pengadilan," cuit delegasi tersebut.
Sedangkan juru bicara Uni Eropa Arab untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Luis Miguel Bueno juga menuntut penyelidikan cepat dan independen.