Kamis 12 May 2022 08:42 WIB

Sejarah Hari Ini: Uni Soviet Cabut Blokade Terhadap Berlin

Krisis awal Perang Dingin berakhir ketika Uni Soviet mencabut blokade Berlin barat

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Pemandangan dari Berlin Barat menghadap ke Bernauer Street di Berlin Timur pada 1962.
Foto: Pinterest
Pemandangan dari Berlin Barat menghadap ke Bernauer Street di Berlin Timur pada 1962.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Pada 12 Mei 1949, krisis awal Perang Dingin berakhir ketika Uni Soviet mencabut blokade 11 bulannya terhadap Berlin Barat. Di akhir Perang Dunia II, Jerman dibagi menjadi empat sektor yang dikelola empat besar pemenang perang, yaitu Uni Soviet, Amerika serikat (AS), Prancis, dan Inggris.

Seperti dilansir laman History, Kamis (12/5/2022), ibu kota Jerman, Berlin juga dibagi empat meski lokasinya terletak jauh di pedalaman sektor yang dikuasai Uni Soviet. Keputusan Status Berlin pun menjadi masalah besar dalam pembicaraan damai pasca-perang. Pada Maret 1948, Uni Sivet undur diri dari dewan pengendali sekutu yang memerintahkan daerah pendudukan di Jerman.

Kemudian pada Mei 1948, ketiga kekuatan Barat setuju membentuk Jerman Barat, sebua negara yang sepenuhnya indpenden dari wilayah timur Jerman yang diduduki (Jerman Timur). Sementara tiga sektor barat di Berlin akan disatukan dan disebut dengan nama Berlin Barat, yang berada di bawah kendali Jerman Barat.

Pada 20 Juni 1948 sebagai langkah besar menuju pembentukan pemerintah Jerman Barat, kekuatan Barat memperkenalkan mata uang markdi Jerman Barat termasuk Berlin Barat. Uni Soviet pun mengutuk langkah ini sebagai serangan terhadap mata uang Jerman Timur.

Pada 24 Juni, Uni Soviet memulai blokade semua jalur kereta api, jalan raya, dan komunikasi air antara Berlin dan Barat. Keempat negara pendudukan kemudian menunda penyatuan Berlin Barat.

Semua bahan makanan, bahan bakar, semua kebutuhan diblokade, kemudian Uni Soviet berharap masyarakat Berlin Barat menyerah dan bersedia menerima kendali komunis. Blokade lalu dilanggar oleh pengiriman pasokan vital AS-Inggris secara besar-besaran ke dua juta warga Berlin Barat.

Konvoi Inggris dan Amerika pertama melaju sejauh 110 mil dari Soviet untuk mencapai Berlin Barat. Pada 23 Mei, Republik Federal Jerman (Jerman Barat) secara resmi didirikan.

Pada 7 Oktober tahun yang sama, Republik Demokratik Jerman, sebuah negara komunis diproklamasikan di Jerman Timur. Pengangkutan udara Berlin berlanjut hingga 30 September dalam upaya untuk membangun pasokan barang-barang penting selama satu tahun untuk Berlin Barat jika terjadi blokade Soviet lainnya.

Blokade lain tidak terjadi, tetapi ketegangan Perang Dingin di Berlin tetap tinggi yang berpuncak pada pembangunan Tembok Berlin pada 1961. Dengan memudarnya kekuasaan Soviet secara bertahap pada akhir 1980-an, Partai Komunis di Jerman Timur mulai kehilangan cengkeramannya pada kekuasaan.

Puluhan ribu orang Jerman Timur mulai meninggalkan negara itu, dan pada akhir tahun 1989 Tembok Berlin mulai runtuh. Tak lama kemudian, pembicaraan antara pejabat Jerman Timur dan Barat, yang diikuti oleh pejabat dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet, mulai menjajaki kemungkinan reunifikasi, yang dicapai pada 3 Oktober 1990.

Dua bulan setelah reunifikasi, pemilihan Jerman berlangsung dan Helmut Kohl menjadi kanselir pertama dari Jerman yang bersatu kembali. Meskipun tindakan ini terjadi lebih dari setahun sebelum pembubaran Uni Soviet, bagi banyak pengamat reunifikasi Jerman secara efektif menandai berakhirnya Perang Dingin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement