REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Aksi protes kenaikan harga bahan pokok bersubsidi berlangsung di Iran, Jumat (13/5/2022). Pihak berwenang Iran telah menangkap sedikitnya 22 demonstran yang terlibat dalam aksi protes.
Penangkapan tersebut menyusul pengumuman pemerintah Iran yang menaikkan harga minyak goreng, ayam, telur dan susu sebanyak 300 persen. Kenaikan harga diambil karena gangguan rantai pasokan global akibat invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini menyebabkan harga pangan di Timur Tengah melonjak.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa, 15 orang ditangkap di kota barat daya Dezful, di Provinsi Khuzestan, serta tujuh lainnya ditangkap di Kota Yasuj di Provinsi Kohgiluyeh-Boyerahmad pada Kamis (12/5/2022) malam. Sebanyak 200 orang telah berkumpul di kota lain di Provinsi Khuzestan. Seorang petugas pemadam kebakaran terluka setelah para demonstran melemparkan batu ke arah polisi dan petugas pemadam kebakaran. IRNA melaporkan, situasi telah tenang di semua wilayah.
Sebelum demonstrasi, kelompok advokasi NetBlocks.org mengatakan bahwa, gangguan internet dilaporkan di seluruh negeri saat pemerintah bersiap untuk kemungkinan kerusuhan. Rekaman yang beredar luas di media sosial menunjukkan beberapa protes lain di Khuzestan, berubah menjadi kekerasan. Pengunjuk rasa membakar ban di jalan dan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Namun Associated Press tidak dapat segera memverifikasi keaslian video tersebut.
Iran mengimpor setengah dari kebutuhan minyak gorengnya dari Ukraina. Invasi Rusia telah membuat banyak petani di Ukraina kehilangan ladang.
Iran juga mengimpor hampir setengah kebutuhan gandumnya dari Rusia. Penyelundupan roti bersubsidi dari Iran ke negara tetangga Irak dan Afghanistan telah melonjak ketika kelaparan menyebar ke seluruh wilayah.
Kekeringan dan sanksi Barat atas program nuklir Iran, telah menyebabkan perekonomian negara tersebut mengalami kesulitan. Inflasi di Iran telah melonjak hingga hampir 40 persen, atau mencapai level tertinggi sejak 1994. Selain itu, tingkat pengangguran di kalangan usia muda dan produktif tetap tinggi. Menurut Pusat Statistik Iran, sekitar 30 persen rumah tangga Iran hidup di bawah garis kemiskinan.