Jumat 13 May 2022 21:01 WIB

Kasus Diduga Hepatitis Akut pada Anak Terbanyak Dilaporkan di DKI Jakarta

Dari 18 kasus diduga hepatitis akut di Indonesia, 12 kasus dilaporkan di DKI Jakarta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Petugas kesehatan menyusun peralatan yang ada di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat, Kamis (12/5/2022). Pihak RSUP M Djamil menyiapkan ruang isolasi khusus untuk penanganan penyakit hepatitis akut sebagai antisipasi lonjakan penyakit tersebut.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Petugas kesehatan menyusun peralatan yang ada di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat, Kamis (12/5/2022). Pihak RSUP M Djamil menyiapkan ruang isolasi khusus untuk penanganan penyakit hepatitis akut sebagai antisipasi lonjakan penyakit tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, mengungkapkan hingga kini sudah ada 18 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia yang tersebar di tujuh provinsi. Kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta sebanyak 12 kasus.

Lalu, satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus Sumatera Barat, satu kasus di Bangka Belitung. Kemudian, satu kasus di Jawa Timur, satu kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Kalimantan Timur.

Baca Juga

"Domisili terbanyak sebaran ini ada di DKI Jakarta ada 12 kasus, dan diikuti enam provinsi lain dengan masing-masing satu kasus," ujar Syahril dalam Konferensi Pers secara daring, Jumat (13/5/2022).

Dari 18 kasus, sebanyak 72,2 persen atau 13 pasien mengalami gejala demam sebanyak 72,2 persen atau 13 pasien. "Demamnya tidak tinggi. Kemudian mual, muntah, hilang nafsu makan," kata Syahril.

Kemudian, sebanyak sebanyak 55,6 persen atau 10 pasien mengalami mual. Ada sebanyak 50 persen atau 9 pasien mengalami gejala muntah dan hilang nafsu makan.

"Gejala lainnya, diare akut 44,4 persen. Malaise (lemah, lesu) 44,4 persen. Nyeri bagian perut (kembung-kembung) 38,9 persen," ungkap Syahril.

Para pasien juga mengalami nyeri pada otot-otot dan sendi, dengan persentase 27,8 persen. Juga kuning di bagian mata, termasuk kulit dengan persentase 22,2 persen.

"Untuk gatal-gatal (11,1 persen). Kemudian urine seperti air teh (5 persen) dan gejala sesak nafas yang tidak ditemui pada pasien ini," jelasnya.

Untuk rentang usia, terbanyak adalah 5-9 tahun yakni 6 orang, 4 orang berusia 0-4 tahun. Kemudian, 4 orang berusia 10-14 tahun, serta 4 orang berusia 15-20 tahun.

Hingga kini sudah ada tujuh kematian diduga karena hepatitis akut misterius. Ketujuh pasien, kata Syahirl, meninggal sebelum menjalani pemeriksaan diagnosis probable hepatitis akut misterius. Namun, seluruh pasien menunjukkan gejala serupa mirip penyakit tersebut.

"Yang tujuh meninggal tadi belum probable, karena belum kita tegakkan diagnosisnya sebagai hepatitis akut. Sehingga, kita tidak bisa mengatakan pasien tujuh ini meninggal karrna hepatitis akut," kata dokter Syahril.

Sebagian besar pasien yang meninggal, sambungnya, sudah dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar setelah mengalami gejala yang lebih berat, seperti kejang dan menurunnya kesadaran. Namun, ia tidak rinci menjelaskan rumah sakit mana saja yang menangani ketujuh pasien tersebut.

"Nanti akan disampaikan Kementerian Kesehatan untuk wilayah, usia, dan profil kesehatan pasien," ujarnya.

 

photo
Kronologis temuan kasus Hepatitis Akut dan Cara Mencegahnya - (Republika)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement