Sabtu 14 May 2022 16:05 WIB

Presiden Jokowi: Hentikan Perang Sekarang

Jokowi sebut perang ciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS.
Foto: ANTARA/HO/ Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pada KTT khusus ASEAN-Amerika Serikat (AS) di Washington, Jumat (13/5/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga. Presiden Jokowi menegaskan bahwa perang menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.

"Sebagai negara koordinator kerja sama ASEAN-AS, Indonesia diminta sebagai pembicara pertama setelah pembukaan oleh Joe Biden, dan dalam pembukaanya Presiden Jokowi menyampaikan keprihatinan dan menyerukan untuk menghentikan perang," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pengarahan pers virtual setelah mendampingi Jokowi dalam KTT tersebut, Sabtu (14/5/2022) waktu Jakarta.

Retno menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan keprihatinannya, bahwa saat pandemi belum sepenuhnya usai, perang justru terjadi di Ukraina. Jokowi juga menyayangkan saat dunia memerlukan kerja sama dan kolaborasi yang terjadi justru rivalitas dan konfrontasi yang semakin menanjak.

"Multilateralisme bukan menjadi semakin kokoh, sebaliknya unilateralisme yang justru semakin mengemuka," kata Retno mengutip pernyataan Presiden Jokowi dalam penyampaian bersama 7 kepala negara ASEAN dan Biden.

Presiden juga menyampaikan mengenai dampak perang di Ukraina khususnya terhadap negara berkembang. Seperti kenaikan harga pangan dan energi serta perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Perang di Ukraina juga melemahkan multilateralisme dan perang yang berkepanjangan berpotensi memecah belah hubungan antar negara, oleh karena itu di dalam pernyataannya Bapak Presiden menekankan bahwa pelajarannya sangat jelas, perang tidak akan menguntungkan siapapun untuk itu orang perang harus segera diakhiri," ujar Retno.

Presiden Jokowi, kata Retno, selalu mengingatkan setiap negara memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang tenang agar perdamaian dapat terwujud.

Selain Ukraina, dalam pertemuan Presiden Jokowi juga mengulangi apa yang telah disampaikan di Kongres AS dan di acara makan malam sehari sebelumnya, bahwa sudah lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, serta mendorong kebiasaan berunding dan mengikuti peraturan yang tertera.

"Spirit yang sama ingin didorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik, oleh karenanya bapak presiden menyambut baik inisiatif AS melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan diharapkan adanya sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerja sama yang ada di dalam ASEAN Outlook On the Indo-Pacific," ujar Retno.

Presiden Jokowi menyampaikan tahun depan pada saat Indonesia menjadi ketua di ASEAN, Indonesia berencana melakukan Indo-Pasific Infrastruktur Forum. Jokowi di hadapan Biden berharap partisipasi AS di dalam forum tersebut.

"Dalam pernyataan penutupnya Bapak Presiden menyampaikan sekali lagi harapan agar kemitraan AS dan ASEAN dapat terus menjadi bagian dari jangkar perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan kemakmuran dunia," tukas Retno.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement