REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan empat strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir 2022. Pertama, selective growth, perseroan akan berfokus sektor-sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal seperti sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI mengatakan perseroan akan meneruskan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.
“Kedua, BRI akan fokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah. Ketiga, menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (15/5/2022).
Untuk menjaga profitabilitas, keempat, perseroan akan fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi yakni segmen mikro dan consumer loan, serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA).
Dalam menghadapi tren kenaikan suku bunga, perseroan berupaya meningkatkan CASA secara gradual dari 63 persen pada kuartal I 2021 menjadi 66 persen pada kuartal I 2022, diantaranya melalui transaksi wholesale, penetrasi tabungan digital BRI, dan hyperlocal ecosystem pada segmen mikro.
Saat ini perseroan juga dalam tahap menyempurnakan fondasi ekosistem ultra mikro. Pada kuartal I 2022, BRI, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tercatat berhasil menyatukan 404 kantor co-location Senyum di seluruh Indonesia.
"Selain itu, juga terdapat lebih dari 63 ribu pemasar ultra mikro dan mikro yang terdiri dari Mantri BRI, AO PNM, dan pemasar Pegadaian," kata Sunarso.