Senin 16 May 2022 08:57 WIB

KHR Asad Samsul Arifin, Sosok Pahlawan Nasional yang Diziarahi Erick Thohir

KHR Asad Samsul Arifin ikut angkat senjata usir melawan Jepang di Jawa Timur

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Majelis Shalawat At-Thohir di Ponpes Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (14/5/2022).  Di sela kesibukannya, Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri mengikuti Majelis Dzikir At-Thohir di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (14/5). Sebelumnya, Erick Thohir berziarah ke Makam KHR As'ad Syamsul Arifin, Ulama besar dan Tokoh Penting bagi Nahdlatul Ulama.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Majelis Shalawat At-Thohir di Ponpes Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (14/5/2022). Di sela kesibukannya, Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri mengikuti Majelis Dzikir At-Thohir di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (14/5). Sebelumnya, Erick Thohir berziarah ke Makam KHR As'ad Syamsul Arifin, Ulama besar dan Tokoh Penting bagi Nahdlatul Ulama.

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Di sela kesibukannya, Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri mengikuti Majelis Dzikir At-Thohir di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (14/5). Sebelumnya, Erick Thohir berziarah ke Makam KHR As'ad Syamsul Arifin, Ulama besar dan Tokoh Penting bagi Nahdlatul Ulama.

Kiai Haji Raden As'ad bin Syamsul Arifin adalah tokoh penting yang memiliki sejarah panjang nan lekat bagi warga Nahdlatul Ulama (NU). Lahir di Mekkah pada 1897, KHR As'ad memiliki pertalian erat dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Cholil Bangkalan.

Baca Juga

Diketahui, KHR As'ad Syamsul Arifin adalah perantara antara KH Cholil Bangkalan saat KH Hasyim Asy’ari ingin mendirikan NU. Kala itu, ia yang membawakan pesan isyarat berupa tongkat disertai ayat al-Qur'an dari KH Kholil kepada KH. Hasyim Asy'ari, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.

Saat itu usianya baru menginjak 27 tahun. Namun sudah disegani sebab memiliki ilmu yang mumpuni berkat pelajaran yang ditempa di banyak pondok pesantren.

Pada masa pendudukan Jepang, Kyai As'ad juga turut dalam perjuangan nasional. Ikhtiarnya dilakukan dengan ikut mengangkat senjata, Kyai As'ad mendapat pendidikan militer di Jember.

Karena kegigihannya menjadikan sosok Kiai As'ad disegani baik di Laskar Sabilillah, Hizbullah, dan Barisan Pelopor. Ia memiliki andil besar dalam upaya mengusir Jepang dari Jawa Timur.

Pasca kemerdekaan, Kiai As'ad dan para ulama senior kala itu juga turut melakukan pengembangan politik kebangsaan. Ia dipercaya menjadi penasehat pribadi KH Idham Chalid yang kala itu menjabat Wakil Perdana Menteri RI.

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang didirikannya bersama sang Ayah, Kyai Syamsul Arifin pada tahun 1908, merupakan Pondok Pesantren paling berpengaruh di Jawa Timur.

KHR As'ad Syamsul Arifin meninggal pada 4 Agustus 1990 di Situbondo. Di akhir hayatnya, Kyai As'ad menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan juga sebagai pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Situbondo.

Kyai As'ad dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 9 November 2016 berkat jasa-jasanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement