REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, dia telah bertemu dengan Governing Mayor of Berlin, Franziska Giffev, dan jajarannya saat mengunjungi sister city, Berlin. Dalam pertemuan itu, kata Anies, ada beberapa pembahasan yang dilakukannya dan tim kecil teknis yang ditunjuk.
“Bersamaan dengan pertemuan kami dengan Walikota Berlin ini, secara paralel tim kecil Pemprov DKI juga melakukan pertemuan teknis dengan jajaran Pemkot Berlin untuk membahas kerjasama di bidang smart city dan city branding,” kata Anies dalam unggahan di akun Facebook resminya, dikutip, Rabu (18/5).
Dia menambahkan, pertemuan yang dilakukan siang kemarin itu, juga membahas hubungan sister city Jakarta-Berlin selama beberapa waktu ini. Selain berfokus pada ekonomi dan budaya yang sudah dan akan dilakukan, kata dia, pihaknya juga kembali membahas kolaborasi Jakarta Future City Hub.
“Jakarta Future City Hub merupakan ruang kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dan Kota Berlin untuk mengatasi tantangan dan solusi keberlanjutan kota yang akan hadir di Jakarta melalui program Smart Change,” ucapnya.
Jakarta Future City Hub akan menjadi titik temu Pemprov DKI bersama para inovator startup untuk mempercepat proses inovasi kota pintar. Dalam kunjungan tersebut, diakui Anies, Walikota Berlin dan jajarannya juga mengagumi JAKI, superapp Jakarta yang bisa membantu memenuhi segala kebutuhan warga Jakarta.
“Jakarta merasa bersyukur memiliki hubungan sister city yang hangat, aktif dan saling timbal-balik dengan Berlin,” paparnya.
Diketahui selama lebih dari sepekan sejak 10 Mei lalu, Anies beserta jajarannya mengunjungi tiga kota di tiga negara sister city, London, Berlin dan Paris. Di Inggris, London tepatnya, Anies memaparkan pengembangan transportasi publik berkelanjutan.
"Tentu ini jadi kesempatan menjelaskan yang sedang dan akan dikerjakan di Jakarta," kata Anies.
Dia memaparkan, Jakarta sedang mencegah perubahan iklim dengan cara mengontrol emisi gas buang hingga mencapai titik nol emisi pada 2050. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah membuat kebijakan mobilitas berkelanjutan di Jakarta.
Di antaranya pengembangan jalur pejalan kaki, pembuatan jalur sepeda, integrasi tarif transportasi publik multimoda, target elektrifikasi 50 persen armada TransJakarta pada 2025, dan elektrifikasi seluruh armada Transjakarta pada 2030, maupun kebijakan terkait lainnya.