REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sebanyak empat penyandang disabilitas tunanetra mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022 pada hari ketiga di Universitas Lampung (Unila), Kamis (19/5/2022).
Empat disabilitas tersebut Agung Laksono, Khoirul Syafaat, Ghivar Akbari, dan Eska Setia Lestari. Keempat peserta UTBK SBMPTN tersebut alumni siswa SLB A Bina Insani, Kota Bandar Lampung.
Ujian berlangsung di ruang 107 lantai I Gedung UPT TIK Unila, yang diperuntukkan khusus bagi para penyandang disabilitas. Di dalam ruangan tersebut disediakan perlengkapan ujian khusus seperti komputer dan headset dari panitia pusat.
Pengawas Ujian UTBK di ruangan, Harno, mengatakan peserta penyandang tunanetra menggunakan headset untuk mendengarkan petunjuk penggunaan perlengkapan ujian dan soal ujian.
Dia mengatakan, dalam menjawab soal, peserta menggunakan personal computer (PC) yang sudah disediakan dengan cara menekan tombol khusus berdasarkan instruksi panitia.
Panitia menonaktifkan touchpad dan mouse masing-masing komputer. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam menekan tombol, komputer diatur hanya bisa menggunakan keyboard.
Semua aktivitas tersebut terpantau melalui komputer pengawas. Untuk setiap soal yang terbaca dan terjawab secara otomatis akan ditandai dengan tanda centang hijau di masing-masing soal dan jawaban.
Harno mengatakan, UTBK 2022 bagi penyandang disabilitas tunanetra berjalan lancar tanpa kendala. Ini semua bisa dilakukan karena pihak panitia juga telah memperkenalkan perlengkapan ujian lebih awal sehingga para peserta jadi lebih siap.
“Kita memang sudah hubungi mereka sebelumnya, kalau bisa datang lebih awal. Terus kami koordinasi dengan keamanan untuk mengantar mereka masuk ke ruang ujian berlangsung. Karena kita harus memperkenalkan perangkatnya dulu, sampai mereka bisa nyaman semua,” kata Harno dalam keterangan persnya, Kamis (19/5/2022).
Unila menjadi salah satu dari 51 Pusat UTBK 2022 bagi penyandang tunanetra. Secara tidak langsung menunjukkan dukungan Unila terhadap pendidikan yang inklusif bagi setiap kalangan.
Humas Panitia PMB Unila, Muhamad Komarudin, menambahkan hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi Unila untuk menginisiasi pendidikan khusus bagi para penyandang disabilitas sehingga mereka tidak harus melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di kota lain.