Sabtu 21 May 2022 05:02 WIB

Spanyol Bersiap Hadapi Gelombang Panas Intens 

Suhu di beberapa bagian selatan Spanyol diperkirakan melebihi 42 derajat celcius

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Seorang wanita minum air di Madrid, Spanyol. Suhu di beberapa bagian selatan Spanyol diperkirakan melebihi 42 akibat gelombang panas dengan intensitas luar biasa. Ilustrasi. derajat celcius
Foto: EPA-EFE/J.J. GUILLEN
Seorang wanita minum air di Madrid, Spanyol. Suhu di beberapa bagian selatan Spanyol diperkirakan melebihi 42 akibat gelombang panas dengan intensitas luar biasa. Ilustrasi. derajat celcius

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Suhu di beberapa bagian selatan Spanyol diperkirakan melebihi 42 derajat celcius pada Sabtu (21/5/2022) akibat gelombang panas dengan intensitas luar biasa. Kondisi itu bisa membuat langit tampak lebih berdebu, peningkatan risiko kebakaran hutan, dan kondisi terik lebih sering dibandingkan pertengahan Mei.

Pemerintah Spanyol mengimplementasikan rencana nasional pada Kamis (19/5/2022) malam. Hal itu setelah badan meteorologi negara bagian, Aemet, memperingatkan Spanyol menghadapi salah satu Mei terpanas di negara ini dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga

Aemet mengatakan massa udara panas dan kering bertiup dari Afrika, membawa debu dari Sahara dan suhu harian yang sangat tinggi antara 10 dan 15 derajat celcius  di atas rata-rata musiman. “Pembaruan terakhir model meteorologi mengonfirmasi intensitas luar biasa dari gelombang panas ini,” kata Juru Bicara Aemet Rubén del Campo seperti dilansir The Guardian, Jumat (20/5/2022).

Untuk Spanyol secara keseluruhan, ini bisa menjadi gelombang panas Mei yang paling intens dalam 20 tahun terakhir, baik dari segi suhu maksimum dan minimum. Dua hari yakni Jumat dan Sabtu, menjadi hari terpanas secara umum. Meskipun diperkirakan akan ada penurunan suhu yang signifikan pada Ahad (22/5/2022) di sepertiga barat semenanjung, itu bisa menjadi hari terpanas di beberapa bagian sisi timur Spanyol dan di Pulau Balearic. 

Spanyol mencatat suhu tertinggi Agustus lalu, ketika merkuri di kota Andalusia, Montoro, mencapai 47,4 derajat celcius. Del Campo mengingatkan publik tentang risiko ekstrem kebakaran hutan di wilayah selatan, tengah, dan timur laut. Selain itu, diperkirakan terjadi awan debu calima oranye lainnya.

"Ini akan menjadi momen ekstrem dan risiko yang datang dengan suhu tinggi akan menjadi penting di banyak daerah," katanya.

Pemerintah Spanyol menyarankan warga untuk tetap terhidrasi dan mengenakan pakaian ringan. Anak-anak, wanita hamil, dan orang tua yang sakit kronis juga harus tetap diawasi.

Awan debu Sahara juga akan bertiup di atas Inggris sehingga menyebabkan hari terpanas sepanjang tahun sejauh ini pada Selasa, ketika suhu di tenggara memuncak pada 27,5 derajat celcius. Rekor panas musim semi juga telah dipecahkan di Prancis ketika negara itu memasuki hari ke-38 berturut-turut dengan suhu di atas normal, dengan bagian selatan sudah melebihi 33 derajat celcius.

Beberapa model memprediksi suhu akan naik secara lokal ke 37 atau bahkan 39 derajat celcius pada akhir pekan, sekitar 17 celcius  lebih panas dari rata-rata musiman. Kota-kota selatan Albi, Toulouse dan Montélimar semuanya menyamai atau melampaui rekor sebelumnya untuk bulan Mei. 

“Gelombang panas diperkirakan akan berlanjut di Prancis selatan hingga setidaknya pada akhir pekan bahkan sampai Senin,” lapor Météo France.

François Jobard, peramal cuaca Météo France, mengatakan Prancis tidak mengalami gelombang panas bulan Mei sejak angka nasional mulai dikumpulkan pada tahun 1947. Hari terpanas di bulan Mei selalu berada jauh di bawah 25,3 celcius. Faktanya, suhu itu belum pernah tercapai di Prancis sebelum 20 Juni.

Météo France menjelaskan kondisi panas ekstrem kemungkinan akan menjadi lebih lama dan lebih parah seiring meningkatnya pemanasan global. Awal pekan ini, Kantor Meteorologi Inggris mengatakan kemungkinan gelombang panas yang memecahkan rekor baru-baru ini telah mendorong suhu di beberapa bagian India dan Pakistan menjadi 51 celcius dan telah dibuat lebih dari 100 kali lebih mungkin karena krisis iklim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement