REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sepakat pada Sabtu (21/5/2022), aliansi kedua negara yang telah berusia puluhan tahun perlu dikembangkan. Kedua pemimpin negara itu bertemu di Seoul dalam kunjungan pertama Biden usai pelantikan Yoon.
Ikatan antara kedua negara nantinya tidak hanya untuk menghadapi ancaman Korea Utara tetapi untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam perlindungan rantai pasokan global. Biden dengan tegas menyatakan, aliansi itu akan terus menghalangi Korea Utara.
Menurut Biden, aliansi itu dibangun di atas penentangan untuk mengubah perbatasan dengan paksa. Pernyataan ini menjadi referensi yang jelas untuk perang Rusia di Ukraina dan klaim China atas Taiwan.
Biden menggunakan kunjungan sebagai pertunjukan dalam memperlihatkan langkah investasi perusahaan Korea. Salah satunya langkah oleh Grup Motor Hyundai Korea Selatan menginvestasikan sekitar 5,5 miliar dolar AS untuk membangun kendaraan listrik dan fasilitas manufaktur baterai khusus pertama di AS.
Kedua pemimpin itu mengunjungi pabrik semikonduktor besar Samsung pada Jumat (20/5/2022) malam. Dalam kesempatan itu, Biden mengatakan negara-negara seperti AS dan Korea Selatan berbagi nilai-nilai yang sama dan perlu lebih bekerja sama untuk melindungi keamanan ekonomi dan nasional.
Sedangkan Yoon menyatakan, perubahan dalam perdagangan internasional dan rantai pasokan memberikan dorongan baru bagi kedua negara untuk memperdalam hubungan mereka. Dia menyerukan kerja sama baterai listrik dan semikonduktor.
Presiden Korea Selatan yang baru dilantik 11 hari lalu ini menginginkan negaranya memainkan peran yang lebih besar dalam isu-isu regional. Keterlibatan itu diharapkan menjadikan negaranya salah satu anggota perdana Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang akan diumumkan selama perjalanan untuk menetapkan standar tenaga kerja, lingkungan, dan rantai pasokan.
Tapi, mengingat China adalah mitra dagang utama Korea Selatan, Yoon kemungkinan akan memberikan nada hati-hati di depan umum tentang topik yang secara eksplisit melawan China. Dia mengatakan pada Jumat, Korea Selatan bergabung dengan IPEF tidak harus bertentangan dengan hubungan ekonomi negara.
Meskipun pejabat Gedung Putih telah berusaha mengecilkan pesan eksplisit untuk melawan China, itu menjadi tema perjalanan Biden dan salah satu yang menarik perhatian China. "Jake Sullivan mengatakan, perjalanan Biden ke Asia tidak ditujukan untuk menghadapi China," kata utusan China untuk urusan Korea Liu Xiaoming di Twitter yang merujuk pada penasihat keamanan nasional Biden.
"Kami berharap, AS akan mencocokkan kata-katanya dengan perbuatan dan bekerja dengan negara-negara di kawasan itu untuk mempromosikan solidaritas dan kerja sama di Asia-Pasifik, alih-alih merencanakan perpecahan dan konfrontasi," ujarnya.