REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali berkomitmen dalam penambahan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap berkapasitas 489,72 kilowatt peak (kwp) di 35 lokasi gedung kantor milik PLN UID Bali, dan 1 gedung milik PT Indonesia Power.
“Saat ini energi baru terbarukan menjadi perhatian banyak pihak, oleh karenanya menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan komitmen PLN dalam mengawal transformasi green, salah satunya dengan memastikan PLTS atap dapat segera rampung di bulan Agustus,” ungkap I Wayan Udayana, General Manager PLN UID Bali dalam sambutannya saat acara penandatanganan kontrak kerja sama antara PLN dan PT PJB tentang pemasangan photovoltaic (PV) rooftop, di kantor PLN UID Bali, Kamis (19/5/2022).
PLTS Atap ini, menurutnya, juga menjadi bentuk dukungan PLN bagi penyelenggaraan Presidensi G20 mendatang yang mengusung isu transisi energi sebagai salah satu sektor prioritas.
“Pemasangan PLTS atap ini juga akan menjadi showcase saat penyelenggaraan presidensi G20 nanti, yang sekaligus menunjukkan peran PLN dalam mengawal transisi menuju energi hijau yang berkelanjutan,” terangnya.
Ia menambahkan, saat ini tengah berjalan juga pembangunan PLTS Hybrid di Nusa Penida yang dapat menyumbangkan pasokan listrik sebesar 3,5 megawatt (MW) sebagai langkah antisipatif adanya lonjakan kebutuhan listrik saat Presidensi G20 berlangsung.
Udayana juga menyebutkan upaya PLN dalam mempercepat transisi energi bersih ini pun sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali No 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih yang harus didukung dan direalisasikan dengan komitmen bersama PLN dan anak perusahaan.
Kepala Divisi Niaga PT PJB Retno Handayani menyampaikan apresiasinya kepada PLN UID Bali yang telah memercayakan pemasangan PV rooftop kepada PT PJB. Ia menjanjikan akan memenuhi target yang diamanahkan PLN untuk merampungkan pekerjaan sesuai target bahkan lebih cepat.
“Minggu depan kami rencanakan material akan segera tiba, dan pekerjaan secara bertahap dapat dimulai, untuk itu kami mohon dukungan dari PLN agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan mampu diselesaikan lebih cepat dari target yang ditetapkan,” kata Retno.
Terakhir, dirinya mengharapkan sinergi PLN dan PT PJB dapat tetap berjalan baik untuk mewujudkan transisi energi yakni mengedepankan pembangunan pembangkit-pembangkit berbasis EBT.