REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, meminta PT Semen Indonesia (Persero) atau SIG untuk fokus dalam menjaga operasional produksi. Andre tak ingin tersendatnya pasokan batubara mengakibatkan proses produksi SIG menjadi terhambat.
"Saya dengar pabrik bapak (Dirut SIG Donny Arsal) hanya dua pekan. Jangan sampai pabrik Bapak setop operasi gara-gara batubara habis," ujar Andre saat rapat dengar pendapat dengan Semen Indonesia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Untuk itu, Andre meminta SIG berkoordinasi dengan Menteri BUMN dan Menteri ESDM guna memenuhi kebutuhan batubara SIG. Andre menilai Menteri BUMN dan Menteri ESDM bisa saja memberikan penugasan kepada BUMN yang bergerak di sektor batubara seperti PT Bukit Asam memasok batubara untuk SIG. Andre tak ingin dominasi SIG di pasar semen nasional tergerus oleh swasta yang saat ini mendapat keleluasaan membeli batubara dengan harga pasar.
"Ini harus jadi perhatian, bagaimana pasokan batubara untuk Semen Indonesia dapat terjaga," ucap Andre.
Andre juga meminta SIG tidak membangun pabrik baru. Pasalnya, ucap Andre, kapasitas semen nasional saat ini sebesar 119,1 juta ton dan permintaan semen nasional hanya 65,2 juta ton atau ada kelebihan pasokan sebesar 53,8 juta.
"Tadi bapak bilang ada potensi semen 21 juta ton di IKN, maka tidak perlu pembangunan pabrik semen baru karena masih kelebihan suplai," lanjut Andre.
Wakil Ketua Komisi VI yang juga menjadi pimpinan RDP Mohamad Hekal mengatakan, Komisi VI meminta SIG meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam capex dan opex. Hekal mengatakan Komisi VI juga meminta Semen Indonesia menyusun rencana strategi bisnis model yang lebih berkesinambungan agar mampu meningkatkan ekspor dan menjadi pemain industri semen nasional regional maupun global
"Komisi VI akan meminta Kementerian BUMN berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk memastikan ketersediaan pasokan batubara untuk industri semen BUMN," kata Hekal.