Kamis 26 May 2022 23:06 WIB

Jelang G-20, Kemenkominfo Gelar Pelatihan Protokol Internasional

Kemenkominfo menggelar pelatihan protokol internasional menjelang pelaksanaan G-20.

Pelatihan Etika dan Keprotokolan Internasional yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Foto: Istimewa
Pelatihan Etika dan Keprotokolan Internasional yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Komunikasi dan Informasi menggelar Pelatihan Etika dan Keprotokolan Internasional bersama Mitra Kerja. Acara ini diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah pada Senin, (23/3/2022).

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Subbagian Protokol, Tomi Tirta, yang mewakili Kepala Bagian TU Kementerian dan Protokol, yang kemudian dilanjut sambutan oleh Ketua Biro Umum Kementerian Komunikasi dan Informasi, Sensilaus Dore via zoom.

Dalam sesi pertama yang diisi oleh Indayati Oetomo, yang membahas tentang pengetahuan dasar mengenai keprotokolan. Dibuka dengan apa perbedaan keprotokolan dengan EO, apa saja dasar dari protokol itu sendiri, dan lainnya. Dalam sesi ini, wanita yang akrab disapa dengan Bu In juga sangat menekankan betapa pentingnya protokol dalam acara kenegaraan.

"Kalian harus be carefull, terutama protokol dalam acara kenegaraan yang bersifat internasional. Karena, sekali kalian salah, itu tidak termaafkan. Apalagi jika berkaitan dengan negara lain. Jadi sebisa mungkin, well prepared, persiapan jauh jauh hari agar bisa terhindar dari kesalahan nantinya," jelasnya pada peserta yang hadir.

Kemudian sesi berikutnya, yang menjadi inti dari acara ini, dilanjut oleh Kepala Seksi Pertemuan Internasional tingkat Menteri dan Pejabat Tinggi lainnya, Goghot Pragotha. Gota, sapaan akrabnya, membahas seputar keprotokolan profesional tingkat Internasional untuk persiapan G-20 nantinya.

"Tanpa pengaturan (protokol) yang baik, pasti suatu acara tidak akan berjalan dengan baik," tegasnya via Zoom Meeting kepada para peserta.

"Jangankan (membuat acara) dengan negara lain, kita dengan bangsa sendiri juga jika tidak diatur tata acaranya, pasti juga akan berselisih. Apalagi dengan negara lain? Makanya kita harus menempatkan mereka dengan tepat," ujar dia.

Berulang kali ia menegaskan jika keprotokolan dalam suatu acara merupakan sebuah "jantung" dari sebuah acara, terutama acara kenegaraan, sehingga keberhasilan acara tergantung dari bagaimana protokolnya sebuah acara tersebut. Namun demikian, Gota menjelaskan berbagai keuntungan yang didapat jika bergabung menjadi protokol.

"Dengan menjadi protokol, kita punya kesempatan untuk ketemu orang-orang baru, kita akan kenal banyak orang, kita bisa mengenal pejabat tinggi, kita bisa mempelajari sikap maupun cara bicara pejabat tinggi tersebut. Banyak sekali keuntungan yang dapat membuat kita belajar lebih dengan menjadi protokol," ujarnya.

Dan acara ditutup dengan diskusi ringan dan sharing seputar Public Speaking bersama Grace Mamahit. Dalam sesi terakhir ini membahas bagaimana bisa berbicara dengan baik di muka umum, terutama jika menjadi seorang Master of Ceremony atau MC.

"Jika teman-teman sekalian nanti ditodong menjadi MC, kalau public speaking-nya oke, enggak akan grogi lagi, bahkan kalau ditunjuk jadi apapun. Public speaking is key of your confident," jelasnya dihadapan para peserta.

Acara pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem hybrid, dengan jumlah peserta yang hadir secara offline sebanyak 65 orang dari berbagai unit kerja yang ada di Kominfo serta undangan dari berbagai Unit Pelaksana Teknis Kominfo, dan yang hadir secara online sebanyak 120 orang, yang sebagian banyak dari berbagai lembaga pemerintahan non kementerian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement