Jumat 27 May 2022 20:50 WIB

WHO: Penyebaran Cacar Monyet Bisa Dicegah di Negara Nonendemik

WHO minta negara non-endemik segera mengambil tindakan pencegahan cacar monyet

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, penyebaran lebih lanjut kasus cacar monyet di dunia dapat dicegah jika negara-negara non-endemik segera mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Saat ini penyakit tersebut telah menyebar ke lebih dari 20 negara.

“Kami pikir jika kita menerapkan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menahannya dengan mudah,” kata Direktur WHO untuk Kesiapsiagaan Bahaya Menular Global Sylvie Briand dalam pengarahan teknis kepada negara anggota WHO di majelis tahunan WHO, Jumat (27/5/2022).

Epidemiolog dan pakar zoonosis WHO Maria Van Kerkhove telah meminta negara-negara meningkatkan pengawasan terhadap penyebaran penyakit cacar monyet. “Kami berharap lebih banyak kasus terdeteksi. Kami meminta negara-negara untuk meningkatkan pengawasan,” katanya saat sesi tanya jawab di platform media sosial WHO, Kamis (26/5/2022), dikutip laman CNBC.

Baca juga : WHO: Cacar Monyet Harus Dikendalikan dengan Cepat

Senada dengan Briand, Van Kerkhove pun menyampaikan bahwa penyebaran kasus cacar monyet dapat dikendalikan. “Ini akan sulit, tapi ini adalah situasi yang dapat dikendalikan di negara-negara non-endemik,” ucapnya.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, Benua Biru telah mengonfirmasi 118 kasus cacar monyet. Spanyol serta Portugal menjadi dua negara teratas dalam penemuan kasus, yakni masing-masing sebanyak 51 dan 37 kasus.

Sementara itu Amerika Serikat (AS) sudah mengidentifikasi sembilan kasus cacar monyet di tujuh negara bagian. AS sedang bersiap mendistribusikan dan memberikan vaksin cacar monyet kepada orang-orang yang menjalin kontak dekat dengan individu terinfeksi. Hal itu diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit tersebut.

Negara tetangga AS, Kanada, juga telah melaporkan penemuan 16 kasus cacar monyet. Pekan lalu, epidemiolog WHO David Heymann mengungkapkan, penemuan puluhan kasus cacar monyet di sejumlah negara yang tidak endemik virus tersebut merupakan hal tak biasa. Kendati demikian, dia yakin, cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi berikutnya.

Baca juga : Hoaks Terus Beredar di AS: Bill Gates Disebut Teroris Biologis di Balik Wabah Cacar Monyet

“Ini tidak akan menjadi pandemi seperti yang kita ketahui pandemi, tapi tentu saja mungkin penyakit ini telah menyebar di berbagai belahan dunia dan kami baru mulai mengidentifikasinya,” kata Heymann kepada PA News Agency pada 22 Mei lalu.

Dia pun yakin, cacar monyet tidak menular lewat udara. “Jadi ini bukan infeksi pernapasan seperti SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19). Jadi tidak akan menyebar dengan cara yang sama,” ucapnya.

Mantan asisten direktur jenderal WHO untuk keamanan kesehatan dan lingkungan itu menjelaskan, cacar monyet menular melalui kontak dekat. “Jika terjadi kontak dekat, kontak fisik, ada kemungkinan virus menyebar dari lesi pada satu orang ke orang lain dan bisa masuk melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir. Virus ini tidak menular dengan mudah. Ini adalah penyakit yang cukup langka yang sekarang menjadi lebih umum,” kata Heymann.

Baca juga : AS Laporkan 9 Kasus Cacar Monyet di 7 Negara Bagian

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement