REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk meningkatkan kondisi ekonomi kaum muda dan perempuan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Standard Chartered Indonesia meluncurkan program Futuremakers. Program yang didukung pemerintah daerah setempat tersebut akan berlangsung hingga 2023 dengan target mendukung 400 peserta kaum muda, termasuk di dalamnya 240 perempuan dan 100 penyandang disabilitas.
"Pemerintah Provinsi NTT mendorong penuh upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia dalam hal pemberdayaan ekonomi kaum muda. Kami berharap program ini dapat menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka di NTT yang mencapai 3,30 persen pada 2022," ujar Gubernur NTT Viktor Laiskodat dalam siaran pers, Jumat (27/5/2022).
Program senilai 300 ribu dolar AS atau Rp 4,3 miliar yang didanai Standard Chartered Foundation tersebut dilakukan dengan bekerja sama bersama Yayasan Plan International Indonesia. Peserta program Futuremakers akan menjalani pelatihan dan pendampingan bisnis mikro berbasis pasar di sektor kerajinan berupa anyaman ramah lingkungan.
Selanjutnya, sebanyak 200 orang muda dari kota dan kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka usaha di sektor kerajinan yang ramah lingkungan, seperti bisnis anyaman bambu atau tanaman Purun yang biasa ditemukan di dekat rawa. Teknik bisnis ramah lingkungan itu diajarkan melalui kemitraan dengan Du Anyam yang bergerak di bidang kriya ramah lingkungan, organisasi Persani NTT, dan organisasi disabilitas lainnya di NTT.
Head of Corporate Affairs Brand and Marketing Indonesia and ASEAN Markets Standard Chartered Diana Mudadalam mengatakan, melalui fokus pada lifting participation, Standard Chartered secara global berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan satu miliar orang dan komunitasnya dengan memaksimalkan potensi keuangan perempuan dan usaha-usaha kecil di pasar-pasar inti di mana kami beroperasi.
"Upaya ini kami realisasikan khususnya di Indonesia antara lain lewat beragam program-program Futuremakers yang telah berlangsung sejak tahun 2019," jelas Diana.
Diana menuturkan, sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Standard Chartered secara global mendonasikan Rp 366,3 miliar untuk program Economic Recovery, untuk membantu masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi. Khusus untuk Indonesia, Standard Chartered telah mengalokasikan Rp 16,1 miliar untuk berbagai program pelatihan yang berfokus pada wirausaha perempuan dan kaum muda yang terimbas oleh pandemi.
"Program di NTT ini merupakan bagian dari program-program tersebut, dan juga menjadi salah satu bagian dari kontribusi kami untuk membantu pemulihan perekonomian Indonesia pascapandemi," jelas dia.