Ahad 29 May 2022 01:03 WIB

15-20 Orang Hanyut di Sungai Aare Swiss Setiap Tahun

Sungai Aare adalah lelehan dari pegunungan es sehingga deras di musim panas.

Rep: Mabruroh/ Red: Ilham Tirta
Sungai Aare di Swiss.
Foto: EPA-EFE/ANTHONY ANEX
Sungai Aare di Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz bukanlah orang pertama yang hilang oleh derasnya arus sungai Aare di Kota Bern Swiss. Menurut data pemerintah Swiss, sedikitnya 10 hingga 15 orang wisatawan setiap tahunnya terseret oleh derasnya arus sungai.

"Dari mereka kami memperoleh informasi, setiap tahun kejadian serupa kira-kira antara 15 sampai 20 kasus setiap tahun, cukup banyak karena memang ini tempat di mana orang berenang," kata Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad, dalam konferensi pers, Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga

Karena ini juga, kata dia, maka akan selalu ada polisi yang ditugaskan untuk memantau wisatawan di sungai Aare setiap harinya. Meskipun rambu-rambu telah dipasang di setiap titik, tetapi musibah kadang kala datang tanpa aba-aba.

"Website mereka selalu update, jadi kita bisa mengecek berapa suhu air hari ini, karena petugas menyampaikan data informasi lengkap, termasuk perkiraan arus," kata dia.

Melalui website pemerintah lokal tersebut, masyarakat dapat melihat kondisi arus sungai. Sehingga mereka dapat memperkirakan apakah hari itu dapat berenang atau tidak.

Sungai Aare merupakan lelehan dari pegunungan es yang mencair. Sehingga tidak heran apabila musim panas tiba, arus di sungai Aare menjadi semakin deras.

Eril berenang di sungai Aare bersama adik dan seorang temannya. Keduanya selamat dan hanya Eril yang hanyut terbawa arus sungai.

Menurut Muliaman, arus sungai Aare cukup deras bagi warga Negara Indonesia. Sehingga ketika arus tersebut datang, tubuh tidak mampu menahan derasnya arus yang menerjang.

Hingga kini, KBRI masih terus melakukan koordinasi dengan kepolisian Swiss untuk melakukan pencarian Eril. Pencarian di hari ketiga ini, Muliaman berharap akan ada kabar baik dari TIM SAR.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement