Senin 30 May 2022 12:50 WIB

PDIP tak Khawatir Jika PKS Gabung Koalisi Indonesia Bersatu

Hasto mengatakan, kerja sama antara partai tak hanya didasarkan pada sejarah partai.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
Foto: istimewa
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku tak khawatir dengan ajakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Sebab, kerja sama antara partai politik tak hanya didasarkan pada sejarah partai.

"Belajar dari pemilu sebelumnya, kerja sama parpol tidak hanya didasarkan pada kesamaan ideologi, historis, platform partai," ujar Hasto kepada wartawan di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang dikutip Senin (30/5/2022).

Baca Juga

Hasto mengatakan, kerja sama antara partai politik akan berujung kepada sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk 2024. Koalisi tak boleh hanya sekedar kerja sama, tetapi juga didasari kesamaan akar politik.

"Bagi PDIP kerja sama parpol ini harus melihat akar partai politik dan tujuan dari parpol dalam membawa kemajuan bagi Indonesia," ujar Hasto.

Kendati demikian, ia tak mempermasalahkan ajakan PAN kepada PKS untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Pasalnya, itu merupakan pernyataan Zulkifli Hasan yang merupakan bagian dari koalisi bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Apa yang disampaikan oleh Pak Zul terhadap PKS terhadap PKS ya itu merupakan kebijakan Pak Zul yang tidak bisa kami intervensi," ujar Hasto.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan hadir langsung dalam perayaan Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia pun menggunakan kesempatan pidatonya untuk mengajak PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang telah dibentuk oleh partainya, Partai Golkar, dan PPP.

"Kami, Golkar, dan PPP mencoba membuat Koalisi Indonesia Bersatu ya itu coba. Maksudnya mudah-mudahan PKS bisa bersama-sama, maksudnya itu jangan dua lagi, calonnya jangan dua lagi Pilpres besok," ujar Zulkifli dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022).

Ia menjelaskan, polarisasi di masyarakat masih terasa pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut merupakan dampak hanya hadirnya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang membuat pendukungnya mati-matian membela keduanya.

"Atmosfer kita itu pengap, negatif, dan tidak produktif. Mungkin akibat Pilpres kemarin hanya dua pasang. Karena Pilpres hanya dua pasang, para pendukung mati-matian mendukung kandidatnya," ujar Zulkifli. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement