Selasa 31 May 2022 12:05 WIB

Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits

Syukur adalah kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Harta Warisan. Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits
Foto:

Hilangnya sifat qana’ah, meremehkan nikmat kecil

Menerima apa adanya atas segala karunia Allah Swt. (qana’ah) adalah anugerah dikarenakan tidak semua orang memilikinya. Bagi orang yang memilikinya, Rasul menyebutnya beruntung (aflah) sebagaimana sabdanya:

حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ الدُّورِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ شَرِيكٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّم – قَالَ : قد أفلحَ مَنْ أَسْلمَ ، ورُزِقَ كَفَافًا ، وقنَّعَه اللهُ بِماَ آتَاهُ (رواه ابن حبان)

“Telah menceritakan kepada kami (haddatsana) al-‘Abbas ad-Duri, haddatsana Abdullah bin Yazid al-Muqri, haddatsana Sa’id bin Abi Ayub dari Syurahbil bin Syarik dari Abi Abdurrahman al-Hubli dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sungguh beruntung orang yang sudah berislam, lalu Allah beri rezeki yang secukupnya, dan Allah jadikan hatinya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dikaruniakan kepadanya” (HR. Ibnu Hibban)

Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Shahih-nya, Bab al-Farqu wa zuhdu wa al-Qana’ah, no. 670, dimana dinilai shahih oleh kritikus hadis, Syu’aib al-Arnauth. Seorang tidak bisa menjadi pribadi yang qana’ah dan mudah bersyukur, jika tidak pernah menghargai nikmat yang Allah berikan, meski menurutnya sedikit atau kecil.

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَن لا يشكرُ القَليلَ لا يَشكرُ الكثيرَ (رواه مسلم)

“Telah menceritakan kepada kami Yazid telah memberi kabar kepada kami Rubai’ bin Aslam dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak” (HR. Muslim)

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ هُوَ قَاۤىِٕمٌ عَلٰى كُلِّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْۚ وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ ۗ قُلْ سَمُّوْهُمْۗ اَمْ تُنَبِّـُٔوْنَهٗ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى الْاَرْضِ اَمْ بِظَاهِرٍ مِّنَ الْقَوْلِ ۗبَلْ زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مَكْرُهُمْ وَصُدُّوْا عَنِ السَّبِيْلِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain)? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Katakanlah, “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.” Atau apakah kamu hendak memberitahukan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau (mengatakan tentang hal itu) sekedar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya bagi orang kafir, tipu daya mereka itu dijadikan terasa indah, dan mereka dihalangi dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memberi petunjuk baginya.

(QS. Ar-Ra'd ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement