REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan mulai menjaring nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung pada 2024. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengatakan, koalisinya tak menutup peluang untuk mengusung sosok di luar ketiga partai tersebut.
"Kita juga tidak menutup kemungkinan dari pihak luar, ya ada Anies, ada Ganjar, ada Erick, ada Ridwan Kamil, ada Khofifah," ujar Yandri di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Dia menjelaskan, sosok-sosok tersebut juga sering diundang oleh PAN dalam acara seminar. Kelimanya diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangannya, visi, dan misinya terkait Indonesia.
"Kita kasih forum untuk menyampaikan visi, misi, atau cara pandang mereka tentang bagaimana membangun bangsa dan negara ini," ujar Yandri.
PAN sendiri, jelas Yandri, juga berusaha memajukan kadernya dalam pengusungan capres dan cawapres. Salah satunya adalah Ketua Dewan Kehormatan PAN, tetapi hal tersebut haruslah menunggu kesepakatan dari Koalisi Indonesi Bersatu.
"Kalau misal yang terbaik dari kesepakatan semua pihak dan berpeluang menang, ya tentu PAN akan ikut. Tapi, PAN Insya Allah akan kawal terus bagaimana penjaringan itu supaya tidak salah dan tepat sasaran," ujar Ketua Komisi VIII DPR.
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai, terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP merupakan sesuatu yang bagus. Pasalnya, koalisi tersebut merupakan pertemuan antara kelompok nasionalis dan Islam.
"Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu tersebut bagus karena bertemunya kelompok nasionalis dan kelompok Islam," ujar Romli.
Koalisi Indonesia Bersatu, kata Romli, kemungkinan besar akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres. Mengingat partai berlambang pohon beringin itu memiliki suara tertinggi ketimbang PAN dan PPP.
"Wajar jika koalisi ini juga mengusung Airlangga Hartarto, karena ia Ketum Golkar pemilik kursi mayoritas dalam koalisi tersebut. Dengan terbentuknya koalisi ini, maka peluang adanya tiga pasang kandidat cukup besar," ujar Romli.