Selasa 31 May 2022 15:29 WIB

Nakhoda KM Ladang Pertiwi Kisahkan Kronologi Tenggelamnya Kapal

Nakhoda KM Ladang Pertiwi 2 sebut ombak tinggi dan cuaca buruk sebabkan kapal karam

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Ladang Pertiwi menggunakan pesawat Helly H-3211 super puma di selat Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (29/5/2022).
Foto: ANTARA/Basarnas
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Ladang Pertiwi menggunakan pesawat Helly H-3211 super puma di selat Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (29/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Nakhoda KM Ladang Pertiwi 2, Supriadi, menceritakan kronologi kejadian detik-detik kapal kayu yang dikendalikannya berada di laut lepas. Menurutnya kapal dihempas ombak tinggi karena cuaca buruk, hujan deras, disertai petir yang terjadi di wilayah laut Selat Makassar.

"Kami berangkat dari Makassar (Pelabuhan Paotere) menuju ke Pamantauang. Saat berangkat hari Rabu (25/5/2022) cuaca teduh dan laut tenang sampai di Butung-butungan, dilewati Kalukuang," tutur Supriadi di sela konferensi pers di atas KN SAR Kamajaya, Pelabuhan Peti Kemas, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga

Namun selang beberapa lama melewati area Kalukuan dan mendekati Pulau Pamantauan, cuaca mulai berubah secara drastis. Angin keras mulai menerpa kapalnya sehingga oleng bahkan mesin kapal langsung mati. "Waktu itu sekitar delapan mil dari Pemantauan, baru kencang angin, tiba-tiba mati mesin. Kompa (pengisap) mati, jadi tidak bisa hidup. Baku lawan (tabrakan) ombak di sampingnya (kapal)," beber pria berumur 40 tahun itu.

Ketika kapal mulai oleng dihantam ombak dan tidak stabil, ia memerintahkan Anak Buah Kapal (ABK) bersama penumpang kapal segera bergegas mengambil peralatan penyelamatan. "Saat kapal mau tenggelam, saya berteriak ke ABK dan penumpang, kasih sedia alat pelampung, gabus, dan tripleks," ucapnya mengenang kejadian itu.

Karena cuaca tak kunjung bersahabat, ombak pun semakin meninggi, kapal akhirnya karam pada Kamis (26/5/2022). Penumpang yang ada berusaha menyelamatkan keluarganya. Saat ditanyakan berapa jumlah pasti penumpang yang ikut di kapalnya, Supriadi memperkirakan sekitar 31 orang. Namun data dari pihak aparat desa setempat menyebut sebanyak 51 orang yang belum kembali ke pulau.

"Perkiraan saya itu penumpang ada 31 orang. Tapi bilang pihak desa 51 orang itu, catatannya dulu pak desa dicari. Karena biasa itu penumpang ikut satu tapi ada empat orang yang menyusul," tuturnya.

Saat ini, Supriadi bersama tiga orang masing-masing satu ABK bernama Mahfud (korban) serta dua orang lainnya bukan korban yakni pemilik Kapal KM Ladang Pertiwi 2 atas nama Haji Saiful dan Kepala Desa di pulau setempat, Muhammad Basit, tengah menjalani pemeriksaan di Polda Sulsel. Berdasarkan data sebelumnya, jumlah penumpang kapal sebanyak 42 orang penumpang termasuk nakhoda dan ABK kapal.

Sejauh ini telah ditemukan selamat 31 orang dan 11 orang lainnya masih dilakukan pencarian. Namun dari keterangan kepala desa, Basarnas kemudian memperbarui data sementara tercatat ada 50 orang penumpang kapal, 31 selamat dan 19 masih dalam pencarian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement