Rabu 01 Jun 2022 17:29 WIB

Fenomena Upwelling, Puluhan Ton Ikan di Waduk Darma Mati

Petambak ikan di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan menjual ikan dengan harga murah.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pembudidaya ikan keramba Waduk Kedungombo memindahkan ikan mati dari keramba di Desa Ngasinan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (ilustrasi).
Foto: Antara.
Pembudidaya ikan keramba Waduk Kedungombo memindahkan ikan mati dari keramba di Desa Ngasinan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Puluhan ton ikan milik warga yang berada di kolam jaring apung Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mati mendadak. Hal itu diakibatkan fenomena upwelling dalam beberapa hari ini.

"Kalau ikan di kolam saya ada satu ton yang mati, tapi kalau di jumlah dengan petambak lainnya, ada sampai 20 ton lebih," kata petambak jala apung Waduk Darma, Suhanda di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan Kuningan, Rabu (1/6/2022).

Menurut Suhanda, kematian puluhan ton ikan di Waduk Darma tersebut dikarenakan fenomena upwelling. Fernomena itu adalah permukaan air dingin dan berbobot berat ke bawah, kemudian yang di bawah waduk hangat naik sambil membawa racu. Sehingga ikan banyak yang mati.

Kejadian tersebut, lanjut Suhanda, bukan terjadi kali ini saja, melainkan sudah beberapa. Biasanya, insiden itu muncul terutama ketika cuaca di waduk tidak ada matahari. Kondisi itu juga sudah diketahui oleh semua petambak. "Kalau dalam ilmu perikanan ini merupakan fenomena upwelling, jadi airnya mengandung racun," tuturnya.

Untuk itu, kata Suhanda, banyak petambak yang memanen ikannya dan dijual dengan harga murah. Langkah itu  guna menghindari kerugian lebih besar. Pada hari biasa, sambung dia, ikan jenis nila dan emis para petambak di jual Rp 25 ribu-Rp30 ribu per kilogram.

Namun, kalini iklan diobral hanya dihargai Rp 10 ribu per kilogram. "Kami jual murah, dari pada ruginya bertambah, mending dijual," kata Suhanda.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement