REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Kesehatan Iran mengatakan untuk pertama kalinya tidak ada kasus kematian harian Covid-19 dalam dua tahun. Capaian ini menjadi penanda keberhasilan negara dengan kasus infeksi virus Corona tertinggi di Timur Tengah itu.
Kementerian juga melaporkan dalam 24 jam terakhir kasus infeksi bertambah 175. Iran sudah mengkonfirmasi lebih dari 7.230.000 kasus infeksi dengan 141.318 kasus kematian.
"Iran mengalami hari pertama tanpa kematian virus korona sementara angka kematian Amerika dan Eropa masih tinggi," cicit Menteri Kesehatan Iran Bahram Einollahi, Kamis (2/6/2022).
Pada puncak pandemi Agustus 2021 lalu Iran mencatat lebih dari 50.000 kasus infeksi baru per hari. Di bulan yang sama negara itu juga mencatat kasus kematian terkait Covid-19 per hari.
Pada bulan Februari lalu pihak berwenang Iran mengatakan varian omicron yang cepat menular menjadi varian Covid-19 paling dominan di negara itu. Teheran memintah rumah sakit di seluruh neger bersiap menghadapi gelombang pasien rawat inap.
Seperti sebagian negara pendapatan menengah lainnya Iran mengandalkan vaksin Cina, Sinopharm. Negara itu juga menawarkan sejumlah vaksin lain seperti AstraZenecena, Sputnik V dari Rusia, Covaxin dari perusahaan India Bharat, dan vaksin produksi dalam negeri COVIran.
Dengan sikap anti Amerika, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang vaksin dari negara-negara Barat. Vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech masih dilarang di negara itu.