REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mencatat sedikitnya 436 ekor sapi di daerah itu terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), dan terbanyak menyerang sapi perah. "Data terakhir sudah 436 ekor sapi yang terjangkit PMK," kata Dokter Hewan Medik Veteriner Dinas Perikanan dan Peternak Kabupaten Kuningan Rofiq saat dihubungi melalui telepon di Kuningan, Senin (6/6/2022).
Rofiq mengatakan, dari jumlah tersebut, hanya ada 77 ekor sapi potong yang terjangkit dan sisanya sapi perah. Menurutnya, wabah PMK yang menyerang di Kabupaten Kuningan cukup cepat terutama di daerah peternakan sapi perah, mengingat antara satu kandang dengan kandang lainnya berdekatan. Untuk itu, lanjut Rofiq, pihaknya sudah melakukan pendampingan kepada para peternak agar terus intensif melakukan penyemprotan disinfektan, baik di kandang, kendaraan maupun lainnya.
"Dari jumlah tersebut, tiga ekor mati, 12 ekor dipotong paksa, 100 sembuh dan sisanya masih dilakukan pemantauan," tuturnya.
Rofiq mengatakan wabah PMK yang menyerang ternak di Kabupaten Kuningan, terdeteksi pertama kali di Desa Mandapajaya, Kecamatan Cilebak, dari sapi potong. Setelah itu, lanjut Rofiq, wabah PMK semakin meluas, hingga ratusan ternak yang berada di daerah tersebut, khususnya sapi terjangkit. Menurutnya, penyebaran virus PMK sangat cepat, baik melalui udara, perantara sesama hewan, benda, manusia maupun lainnya.
"Pertama kali kita temukan di sapi potong, yang diambil dari Pasar Ternak di daerah Tasikmalaya," katanya.