REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan kepada umat Islam tentang sebuah prinsip dalam persaudaraan. Menurut dia, umat Islam harus menjadi prinsip ini sebagai pegangan.
"Jadikanlah prinsip tersebut sebagai pegangan kalian. Kehidupan adalah hasil dari kesatuan dan persatuan. Jika persatuan yang berpadu tersebut hilang, maka kehidupan maknawi juga akan hilang," jelas Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul "Risalah Ikhlas dan Ukhuwah" terbitan Risalah Nur.
Nursi kemudian mengutip ayat Alquran, di mana Allah SWT berfirman,
وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ
"Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu." (QS Al-Anfal [8]: 46)
Menurut Nursi, ayat tersebut menunjukkan bahwa jika solidaritas rusak, maka sebuah jamaah akan kehilangan identitasnya.
Seperti diketahui, jelas Nursi, jika tiga huruf alif ditulis secara terpisah, maka jumlahnya hanya tiga. Namun jika bersatu dengan rahasia bilangan, maka totalnya menjadi seratus sebelas (111).
Beberapa orang di antara kalian yang termasuk pengabdi kebenaran, jika masing-masing bekerja sendiri tanpa menghiraukan prinsip “pembagian tugas”, maka kekuatan kalian hanya setara dengan kekuatan tiga atau empat orang.
"Namun jika kalian bekerja sama dalam persaudaraan yang hakiki seraya berbangga dengan kemuliaan saudara yang lain, hingga seseorang menyatu dengan saudaranya yang lain lewat rahasia “lebur dalam persaudaraan”, kutegaskan bahwa jika hal itu terjadi, maka nilai empat orang tersebut setara dengan nilai empat ratus orang," kata Nursi.
Lebih lanjut, Nursi menjelaskan bahwa umat Islam bagaikan mesin pembangkit tenaga listrik yang memberikan bantuan cahaya kepada negeri yang besar, bukan hanya kepada kota Isparta. Gerigi dan roda mesin harus bekerja sama antara yang satu dengan yang lain. Masing-masing dari alat tersebut tidak cemburu dengan kelebihan dan bantuan yang lain, melainkan “merasa senang” karena hal itu akan mengurangi beban yang ada.
Menurut Nursi, orang-orang yang mengemban tugas khidmah Alquran dan iman, yang laksana gudang kebenaran dan hakikat mulia, seharusnya merasa bangga manakala ada pihak lain yang ingin bekerja sama dengan mereka, sehingga bersyukur kepada Tuhannya.
"Waspadalah, jangan sampai kalian saling mengkritik. Masih banyak, bahkan banyak sekali, hal lain yang bisa dikritik di luar lingkaran persaudaraan kita. Sebagaimana aku merasa bangga dan senang dengan keistimewaan kalian yang tidak kumiliki, serta menganggapnya seolah-olah ia milikku, maka kalian juga harus menganggap keistimewaan saudaramu dengan cara seperti itu. Hendaklah masing-masing dari kalian menjadi saudara yang menyebarkan keistimewaan saudara yang lain," jelas Nursi.