REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sesar Palu Koro yang membentang dari Teluk Palu ke arah tenggara masih dalam kondisi normal menurut hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Sesar Palu Koro masih dalam kondisi normal," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Kantor BMKG Stasiun Geofisika Palu Hendrik Leopatty di Kota Palu, Rabu (8/6/2022). "Aktivitas sesar Palu Koro memicu gempa bumi dangkal di Kota Palu," katanya.
Hendrik mengatakan bahwa energi yang dilepaskan oleh Sesar Palu Koro magnitudonya di bawah tiga dan masih dianggap relatif aman. "Gempa yang melepaskan energi besar juga tidak bisa diprediksi (kapan terjadi)," katanya.
Ia menjelaskan, Sesar Palu Koro pernah melepaskan energi dengan kekuatan besar tahun 2018 dan pengulangan pelepasan energi dengan kekuatan besar selanjutnya mungkin terjadi puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun selanjutnya. "Kita pernah melewati gempa bumi dengan kekuatan 7,4 magnitudo dan pengulangan ini butuh waktu tidak satu atau dua tahun," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa selama ini BMKG menggunakan data sejarah gempa untuk memetakan keberadaan sesar yang aktivitasnya bisa memicu gempa. "Kalau kami pakai data-data history (sejarah), misalnya daerah tersebut belum terpetakan dan kemudian dari data gempa yang terjadi bisa disimpulkan ada sesar baru seperti yang ditemukan di Sumatra dan Ambon, sesar yang mungkin sudah ada dari dulu tetapi baru aktif," katanya.