REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Petinggi Partai Nasionalis Hindu yang berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP), meminta anggotanya untuk berhati-hati saat berbicara tentang agama. Hal ini disampaikan setelah penistaan terhadap Nabi Muhammad menuai protes dari negara-negara Muslim.
Dua petinggi BJB menyatakan telah menyampaikan instruksi verbal ke 30 lebih petinggi dan sejumlah anggota menteri pemerintah federal yang memiliki wewenang untuk terlibat dalam debat yang digelar stasiun televisi India. Acara-acara debat yang disiarkan langsung itu ditonton jutaan orang.
"Kami tidak ingin pejabat partai berbicara dalam cara yang melukai sentimen komunitas agama, mereka harus memastikan doktrin partai disebarkan dengan cara yang elegan," kata seorang petinggi BJP dan menteri federal di New Delhi seperti yang dikutip Aljazirah dari kantor berita Reuters, Rabu (8/6/2022). BJP yang memiliki 110 juta anggota merupakan partai politik terbesar di dunia. Sementara 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India adalah Muslim.
Pekan lalu, BJP menangguhkan keanggotaan juru bicara mereka Nupur Sharma dan memecat kepala jaringan media Naveen Kumar Jindal setelah negara-negara muslim meminta pemerintah India meminta maaf atas penistaan. Sejumlah negara mayoritas Muslim juga memanggil duta besar India sebagai bentuk protes atas pernyataan anti-Islam dalam acara debat.
Baca juga : Penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh Politisi India, Legislator: Wujud Islamofobia
Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Indonesia, Afghanistan, Pakistan dan Iran negara-negara yang sudah menyampaikan protes resmi. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang terdiri dari 57 negara anggota mengatakan penghinaan muncul dalam konteks meningkatnya atmosfer kebencian terhadap Islam dan pelecehan sistematis pada Muslim di India.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian tiba di New Delhi pada Rabu ini untuk pembicaraan bilateral dengan India. Kunjungannya merupakan kunjungan pertama pejabat tinggi negara anggota OKI setelah penistaan terhadap Nabi Muhammad yang memicu amarah negara mayoritas Muslim.
Iran memanggil duta besar India di Teheran untuk menyampaikan protes atas pernyataan Sharma dan Jindal. Sementara itu, polisi di Negara Bagian Uttar Pradesh menangkap ketua sayap organisasi pemuda BJP karena mengunggah komentar anti-Muslim di media sosial.
Baca juga : Kerap Dibenci dan Dinista, Ternyata Islam Pernah Berjaya di India
Polisi India menangkap Harshit Srivastava di Kota Kanpur setelah ketegangan komunal kian memanas karena komentar anti-Islam pada pekan lalu.
"Kami menangkap politisi lokal karena memberikan pernyataan menghasut terhadap Muslim," kata perwira polisi Prashant Kumar yang menambahkan setidaknya 50 orang ditangkap karena ketegangan di Kanpur.
Pengacara Srivastava belum dapat dimintai komentar. Kerusuhan sporadis terjadi di berbagai daerah di India karena pernyataan anti-Islam Sharma. Kelompok Muslim India mengatakan, ini pertama kalinya tokoh-tokoh luar negeri yang berpengaruh berbicara melawan apa yang mereka sebut pelecehan terhadap masyarakat minoritas.
“Suara kami akhirnya didengar, hanya para pemimpin dunia yang dapat mendorong pemerintah Modi dan partainya untuk mengubah sikap mereka pada muslim,” kata pengelola organisasi sipil masyarakat Muslim di Mumbai Ali Asghar Mohammed.
Baca juga : Politisi India Hina Nabi Muhammad SAW, Kemenag Minta Muslim Indonesia tak Terprovokasi