Kamis 09 Jun 2022 12:05 WIB

Titik Pijak Skuad Garuda dari Kuwait

Melawan Kuwait bisa menjadi titik pijak prestasi timnas Indonesia selanjutnya.

Gelandang timnas Indonesia Rachmat Irianto (kedua kiri) merayakan golnya ke gawang Kuwait dalam pertandingan Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait City. Kamis (9/6/2022) dini hari WIB. Indonesia mengalahkan Kuwait 2-1.
Foto: Dok PSSI
Gelandang timnas Indonesia Rachmat Irianto (kedua kiri) merayakan golnya ke gawang Kuwait dalam pertandingan Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait City. Kamis (9/6/2022) dini hari WIB. Indonesia mengalahkan Kuwait 2-1.

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Gol Marc Klok dan Rachmat Irianto berhasil membawa tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia mencatatkan kemenangan bersejarah atas Kuwait dengan skor 2-1 pada laga Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait, Kamis (9/6/2022) dini hari WIB. Kemenangan tersebut bersejarah lantaran terakhir kali Indonesia mencatatkan hasil serupa adalah pada tahun 1980 silam.

Hasil positif tersebut membawa Indonesia ke peringkat pertama klasemen sementara Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 dengan koleksi tiga poin. Berikutnya di Grup A, Ahad (12/6/2022) dini hari WIB, Indonesia akan menghadapi Yordania, dan kemudian menjajal Nepal pada Rabu (15/6/2022).

Tentu, publik pecinta sepak bola Tanah Air berharap skuad Garuda sanggup meneruskan hasil positif di dua laga fase kualifikasi agar bisa kembali tampil di putaran final Piala Asia.

Apalagi, entah kebetulan atau tidak, jika meraih hasil positif melawan Kuwait yang kini berperingkat 146 dunia, itu seakan menjadi titik pijak prestasi timnas Indonesia selanjutnya.

Pada putaran final Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab (UEA), timnas Indonesia besutan Danurwindo berada di Grup A bersama tuan rumah UEA, Kuwait, dan Korea Selatan (Korsel). Sekilas terlihat itu grup 'neraka'. Tentu sangat sulit bagi Indonesia untuk melaju dari fase grup para raksasa Asia itu.

Tapi Piala Asia 1996 justru menjadi salah satu kenangan terindah bagi pecinta sepak bola di Tanah Air. Ini tak lain berkat aksi Widodo C Putro yang berada di usia emas pesepak bola, 26 tahun.

Kala itu, Indonesia menghadapi Kuwait di laga perdana di Abu Dhabi, UEA. Sekitar 20 menit pertama laga berlangsung, skor kacamata pecah melalui gol spektakuler Widodo. Striker mungil itu sebenarnya berada di posisi sulit karena bola lambung hasil umpan silang Ronny Wabia dari sisi kanan lapangan jatuh di belakang Widodo. Dengan insting mencetak golnya yang tinggi dan naluri yang jelas sudah terasah, Widodo membalikkan badan membelakangi gawang dan menyambar bola dengan tendangan salto.

Bola meluncur deras dan tak mampu dijangkau kiper Kuwait. Gol spektakuler itu disambut lompatan kegembiraan suporter Indonesia dan juga diapresiasi para suporter lawan. Gol salto Widodo pun membangkitkan kepercayaan diri karena Indonesia sempat unggul 2-0 dari gol tambahan Ronny, sebelum akhirnya Kuwait membalasnya hingga skor berakhir 2-2.

Pada akhirnya Indonesia memang gagal melaju ke fase selanjutnya karena kalah 2-4 dari Korsel dan 0-2 dari UEA. Namun, gol Widodo tetap dikenang sebagai gol terbaik Piala Asia 1996. Kala itu, kiprah Indonesia di level Asia pun kembali terlihat gagah.

Sejak penampilan impresif melawan Kuwait, timnas Indonesia pun rutin tampil di putaran final Piala Asia, yakni pada tahun 1996 sampai 2007. Urutannya, 1996, 2000, 2004, dan 2007. Namun, sayangnya dalam tiga edisi terakhir, yakni pada 2011, 2015, dan 2019, tim Merah-Putih sudah tidak pernah lolos lagi.

Terakhir kali skuad Garuda tampil di Piala Asia 2007 saat empat negara Asia Tenggara; Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, menjadi tuan rumah. Namun rangkaian partisipasi Indonesia di gelaran Piala Asia itu pun tak mampu menghasilkan prestasi. Hanya sekadar numpang lewat.

Jika di level Asia, timnas Indonesia memang tak pernah mampu bersaing, di Asia Tenggara pun, misalnya di Piala AFF dan SEA Games, skuad Garuda sebenarnya masih tampak loyo. Setelah kegagalan lolos di tiga edisi putaran final Piala Asia terakhir, sudah sepatutnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kompetisi sepak bola Indonesia, dan segenap stakeholder terus berbenah.

Kemenangan kejutan atas tuan rumah Kuwait pada babak kualifikasi Piala Asia 2023, ini tentu bisa kembali menjadi titik pijak anak-anak besutan pelatih asal Korsel Shin Tae-yong. Timnas Indonesia yang kini berada di posisi 158 dunia harus menyiapkan diri dengan lebih serius dan fokus agar ke depan bisa kembali gagah bersaing di level Asia.

Jangan sampai sepak bola Indonesia di Piala Asia hanya selalu dikenang lewat gol salto Widodo. Jangan sampai...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement