REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukukan kinerja positif sepanjang kuartal pertama 2022. Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia ini mencatatkan Laba Tahun Berjalan Rp 35,26 miliar atau meningkat 97,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 17,89 miliar.
"Peningkatan Laba Tahun Berjalan di kuartal pertama tahun ini tidak terlepas dari adanya peningkatan pendapatan yang naik sebanyak 25,12 persen dibandingkan pertumbuhan pendapatan di kuartal pertama tahun lalu yang turun 3,23 persen," kata Sekretaris Perusahaan IPCC, Sofyan Gumelar, Kamis (9/6).
Pendapatan Operasi tercatat naik dari Rp 119,92 miliar di kuartal pertama 2021 menjadi Rp 150,05 miliar di periode yang sama di tahun ini. Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan Pelayanan Jasa Terminal yang menyumbang 92,51 persen porsi pendapatan seiring dengan pulihnya kegiatan bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC terutama dari naiknya jumlah bongkar muat di Kendaraan Berat.
Selain ditopang oleh peningkatan dari Pendapatan Operasi, bertumbuhnya Laba Tahun Berjalan juga ditopang oleh adanya upaya efisiensi yang dilakukan oleh IPCC. Meski melakukan upaya efisiensi, operasional perusahaan masih tetap berjalan dan tidak terganggu.
IPCC mencatat penanganan bongkar muat kendaraan untuk segmen CBU secara total baik di terminal internasional maupun terminal domestik mengalami kenaikan 5,34 persen dari 133.213 unit di periode kuartal pertama 2021 menjadi 140.321 unit di kuartal pertama 2022.
Segmen Kendaraan Berat meningkat 217,47 persen menjadi 25.147 unit di kuartal pertama 2022 dari 7.921 unit di kuartal pertama 2021. Segmen General Cargo naik 7,77 persen dari 23.254 M3 di kuartal pertama 2021 menjadi 25.060 M3 di kuartal pertama 2022. Segmen Motor naik 549,80 persen menjadi 55.525 unit di sepanjang kuartal pertama 2022.
Selain itu, beban biaya pada kuartal pertama 2022 mengalami penurunan. Beban Pokok Pendapatan mengalami penurunan 6,81 persen menjadi Rp 71,78 miliar dari periode sebelumnya Rp 77,03 miliar. Beban Umum dan Administrasi turun 7,31 persen dari Rp 26,19 miliar menjadi Rp 24,28 miliar di kuartal pertama 2022.
Sejumlah beban biaya yang mengalami penurunan diantaranya, Beban Kerja sama Mitra Usaha yang turun 0,01 persen menjadi Rp 35,30 miliar sepanjang kuart pertama 2022 dari periode sebelumnya Rp 39,86 miliar. Beban Penyusutan turun 6,87 persen dari Rp 25,51 miliar di kuartal pertama 2021 menjadi Rp 23,76 miliar dan sejumlah beban lainnya.
"Di sisi lain, meski IPCC masih terimbas adanya penerapan pencatatan Beban Sewa berdasarkan ketentuan PSAK 73 namun, dengan meningkatnya pendapatan perseroan mampu meng-cover timbulnya beban tersebut," kata Sofyan.